Page 161 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 161

perairan  Johor.  Hasil  investigasi  Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)
              menemukan bahwa tindak pidana perdagangan orang ini digerakkan oleh sebuah sindikat dan
              dibekingi oknum TNI.

              Kepala  BP2MI  Benny  Rhamdani  menjelaskan,  dari  investigasi  sejak  19  Desember  hingga  24
              Desember itu ditemukan fakta bahwa pengiriman TKI ilegal ini dilakukan sebuah sindikat yang
              bekerja secara terorganisir. Sindikat ini merekrut TKI ilegal alias tanpa dokumen resmi dengan
              mengiming-imingi gaji besar.

              Otak sindikat ini adalah pria bernama Susanto alias Acing. Dia juga pemilik kapal yang karam di
              perairan Johor. Kapal itu berlayar dari Pelabuhan Gentong di Bintan Utara, Kepulauan Riau.

              "Kapal  yang  digunakan  untuk  melakukan  Pengiriman  PMI  ilegal  itu  juga  digunakan  untuk
              melakukan penjemputan PMI ilegal dari Malaysia, yang akan pulang tanpa melalui jalur imigrasi,"
              kata Benny dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/12).

              Dalam  aksinya,  sindikat  yang  dipimpin  Susanto  bergerak  secara  terorganisir.  Ada  calo  yang
              bertugas merekrut TKI ilegal di daerah asalnya. Lalu ada petugas handling di Bandara Hang
              Nadim Batam yang mengurus transportasi dari bandara menuju pelabuhan.

              Sindikat ini juga memiliki anggota yang bertugas menampung dan membawa para TKI ilegal itu
              menggunakan kapal menuju pantai Malaysia. "Ada juga pelaku penjemput di pantai malaysia,
              hingga dikirim kepada agen-agen tenaga kerja di beberapa wilayah di Malaysia," kata Benny.

              Sepanjang proses pengiriman TKI ilegal itu, kata Benny, sindikat ini diduga dibekingi oknum
              aparat  dari  TNI  Angkatan  Laut  (AL)  dan  Angkatan  Udara  (AU).  Benny  mengaku  sudah
              mengetahui identitas oknum ini, tapi dia enggan menyebutkan peran mereka.

              "Ada dugaan keterlibatan oknum TNI AL dan oknum TNI AU. Mereka memiliki peran masing-
              masing dalam membantu kegiatan pengiriman PMI ilegal," kata Benny.

              Ketua Satgas Penyelidikan Kasus Karamnya Kapal Pembawa PMI Ilegal, Irjen Pol Achmad Kartiko,
              mengatakan,  para  oknum  TNI  ini  perannya  membantu  proses  transportasi  para  TKI  ilegal.
              Setelah  para  korban  tiba  di  bandara  Batam,  para  oknum  ini  membantu  transportasi  mereka
              menuju Pelabuhan Rakyat di Bintan Utara hingga akhirnya diberangkatkan ke Malaysia.

              Menurut Kartiko, kemungkinan sindikat yang dipimpin Susanto ini sudah beraksi cukup lama.
              Sebab, dalam beberapa waktu terakhir Malaysia sedang butuh banyak pekerja migran untuk
              bekerja di sektor perkebunan dan infrastruktur.

              "Mungkin  praktik  ini  sudah  cukup  lama,"  kata  Kartiko  yang  juga  menjabat  sebagai  Deputi
              Penempatan dan Pelindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI itu.

              Sebelumnya, aparat Malaysia menemukan sebuah kapal speed boat tenggelam karena dihantam
              ombak akibat cuaca buruk di pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, pada Rabu (15/12) pukul
              05.00 waktu setempat. Kapal itu karam saat hendak menurunkan penumpangnya, yakni 50 WNI.

              Mengutip keterangan resmi KJRI Johor Bahru per 19 Desember, insiden itu mengakibatkan 21
              WNI meninggal, 13 selamat, dan sisanya belum ditemukan. BP2MI sendiri belum menjelaskan
              soal detail korban ini dalam konferensi persnya.








                                                           160
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166