Page 88 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 88

Ringkasan

              Keluarga pekerja migran Indonesia asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, berharap aparat penegak
              hukum mengusut tuntas kasus dugaan perdagangan orang dalam insiden perahu tenggelam di
              perairan Johor, Malaysia. Keseriusan aparat penegak hukum mengungkap kasus ini diharapkan
              mencegah hal ini terulang.



              KELUARGA PEKERJA MIGRAN MINTA TEKONG IKUT DIUSUT
              Aparat penegak hukum diharapkan mengusut tuntas kasus kecelakaan kapal pengangkut pekerja
              migran Indonesia di perairan Johor, Malaysia, agar tidak ada lagi korban lain.

              MATARAM, KOMPAS --- Keluarga pekerja migran Indonesia asal Lombok, Nusa Tenggara Barat,
              berharap  aparat  penegak  hukum  mengusut  tuntas  kasus  dugaan  perdagangan  orang  dalam
              insiden  perahu  tenggelam  di  perairan  Johor,  Malaysia.  Keseriusan  aparat  penegak  hukum
              mengungkap kasus ini diharapkan mencegah hal ini terulang.

              "Selain berharap ada kejelasan tentang keberadaan keluarga kami, kasus ini juga harus diusut
              tuntas.  Habiskan  te-kong-tekong  pekerja  migran  ilegal  ini  sehingga  tidak  ada  lagi  kejadian
              serupa,"  kata  Aswadi  (33),  keluarga  Murdi,  pekerja  migran  asal  Desa  Wakan,  Kecamatan
              Jerowaru,  Lombok  Timur,  Nusa  Tenggara  Barat,  yang  sampai  saat  ini  belum  diketahui
              keberadaannya.
              Menurut  Aswadi,  yang  dihubungi  dari  Mataram,  Selasa  (28/12/2021),  perlu  keseriusan
              pemerintah untuk menangani kasus-kasus pekerja migran yang berangkat tanpa dokumen resmi,
              termasuk memudahkan proses perjalanan pekerja migran sesuai prosedur.

              "Saudara saya (Murdi) juga sudah ikut proses secara resmi. Tetapi, terlalu lama menunggu dan
              tidak sabar sehingga mengambil jalan pintas. Apalagi dia juga banyak tanggungan utang," kata
              Aswadi.

              Murdi, menurut Aswadi, memang tidak berangkat dengan tekong dari Lombok. Namun, Murdi
              bersama rombongan pekerja migran dari Wakan bertemu dengan tekong saat berada di Batam.

              Hal serupa disampaikan Roy Anggara (29), adik kandung Bangsal Udin Basar, pekerja migran
              yang meninggal asal Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah. Ia berharap pelaku diusut
              tuntas sehingga tidak ada lagi korban seperti kakaknya.

              "Saya berharap para pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kecelakaan memang
              bukan kemauan korban atau pelaku. Tetapi, hal itu tidak akan teijadi jika pelaku tidak membuka
              jalan," kata Roy.

              Telepon dari Malaysia

              Hal itu juga, menurut Roy, yang membuatnya sangat terbuka untuk menceritakan kepada media
              bagaimana  mendiang  kakaknya  berangkat,  termasuk  soal  telepon  dari  rekan  kakaknya  di
              Malaysia  yang  meng-iming-iminginya  pekerjaan  dengan  gaji  besar  dan  penggantian  biaya
              perjalanan.

              Di  samping  mengusut  para  pelaku,  Roy  juga  berharap  ada  pengawasan  ketat  di  jalur-jalur
              keberangkatan pekerja migran ilegal, termasuk memeriksa petugas hingga pemilik kapal yang
              diduga terlibat.




                                                           87
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93