Page 89 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 DESEMBER 2021
P. 89
Selain memulangkan jenazah pekerja migran Indonesia yang turut menjadi korban, Badan
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan kepolisian juga memburu tekong atau
sindikat yang diduga terlibat dalam kecelakaan kapal di perairan Johor, Malaysia.
Kecelakaan perahu pengangkut pekerja migran Indonesia di perairan Johor, Malaysia, Rabu
(15/12), mengakibatkan 11 pekerja migran meninggal. Dari 11 orang yang jenazahnya telah
dipulangkan, 7 orang berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat; 2 orang dari Jawa Tengah; 1
orang dari Jawa Timur; dan 1 orang dari Riau.
Hingga saat ini, Kepolisian Daerah (Polda) Kepulauan Riau telah menangkap dua anggota
sindikat perdagangan orang di Batam yang diduga terlibat dalam insiden perahu di perairan
Johor, Malaysia (Kompas, 28/12/2021). Mereka adalah Juna Iskandar (39) dan Agus Salim (48)
yang menampung 10 dari 64 pekerja migran Indonesia yang menjadi korban dalam perahu
tenggelam itu.
Berdasarkan pengakuan keluarga pekerja migran yang ditemui Kompas, anggota keluarganya
berangkat difasilitasi bos mereka di Malaysia. Karena itu, selain investigasi pihak terlibat di dalam
negeri, koordinasi dengan pihak terkait di Malaysia juga perlu dilakukan.
Saat mengantar jenazah korban kepada keluarga, Kepala Subdirektorat Perlindungan Warga
Negara Indonesia Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Yudhi Ardian mengatakan, pihaknya
juga mendorong aparat kepolisian bertindak.
"Kalau memang ketahuan ada keluarga Malaysia atau merekrut pekerja migran Indonesia secara
tidak prosedural, harus ditindak dengan hukum Malaysia. Itu yang selalu kami dorong ke
Pemerintah Malaysia," kata Yudhi.
Perdagangan anak
Sementara itu, di Jambi, polisi mengungkap sindikat perdagangan orang. Setidaknya 13 anak
asal Jambi menjadi korban perdagangan dan kekerasan seksual. Dari Jambi, mereka dikirim ke
Jakarta untuk dijual Rp 3 juta-Rp 3,5 juta per orang. Kepolisian diharapkan dapat mengusut
tuntas kasus tersebut dan para pelaku dihukum maksimal.
Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi Komisaris Besar Eko Wahyudi, Selasa (28/12),
mengungkapkan, pada 4 Desember, pihaknya mendapatkan laporan warga yang kehilangan
anak. Dari laporan itu, pihaknya menelusuri dan mendapatkan anak yang hilang tersebut berada
di Jakarta.
"Anak tersebut dijual kepada salah satu tersangka," ujarnya.
Kini polisi menahan empat pelaku, yakni S alias K (52), warga Jakarta, serta R (36), PIS (19),
dan ARS (15), ketiganya warga Kota Jambi. "S merupakan pelaku utama, R dan PIS mucikari,
serta ARS pelaku anak," tambah Eko.
Pada saat yang sama, lanjutnya, laporan kehilangan anak juga masuk ke Direktorat Reserse
Kriminal Umum Polda Jambi. Setelah dilakukan penelusuran, ternyata melibatkan jaringan pelaku
yang sama. Total pelakunya empat orang.
Menurut Eko, para korban merupakan remaja. Mereka dijual dengan harga mulai dari Rp 3 juta
hingga Rp 3,5 juta per orang. "Korban semuanya ada 13 orang dan tidak tertutup kemungkinan
jumlah korban bertambah," lanjutnya.
88

