Page 27 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 MEI 2019
P. 27

tepatnya di tahun 2011 ia membangun serikat pekerja. Dulu, serikat pekerja itu
               nama asing. Buruh sawit hanya tahu koperasi tempat ngebon beras dan rokok,
               gajian dibayar.

               "Ternyata, ada yang lebih tinggi manfaatnya. Serikat pekerja," kata Roby, dikutip
               dari Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group), Selasa (7/5).

               Dari mana ia punya gagasan itu? Dari bergaul dengan banyak orang. "Saya suka
               berteman. Siapa saja saya temani. Saya suka kumpul-kumpul."

               Tahun 2012 sampai 2014, serikat pekerja yang dia bentuk mulai menunjukkan
               pamornya. Berkali-kali Roby turun ke jalan.

               Apa yang mereka demokan? Upah. Selama ini upah buruh di Kotabaru mengacu
               pada pedoman Upah Minimum Provinsi. Padahal menurut Roby, biaya hidup di
               Kotabaru tinggi.

               "Kalau bensin saja di tempat kami. Ecerannya lebih mahal. Baru itu sudah habis
               seperempat gaji," ujarnya.

               Bertahun-tahun berjuang di jalan. Di meja birokrasi. "Akhirnya Kotabaru punya
               Upah Minimum Kabupaten (UMK) di tahun 2016," kenangnya.

               Sebelum UMK ditetapkan, Roby di tahu 2014 iseng nyaleg. Kalah. Uang tidak ada.
               Dia pun tidak kampanye.

               "Coba-coba saja. Ngeri, harus pakai uang kalau mau menang," yakin Roby saat itu

               Di masa-masa itu, Roby kuliah mingguan di salah satu perguruan tinggi di
               Banjarmasin. "Pekerja keras. Tapi ya itu jarang di rumah," ujar Rochimah, yang
               menikah dengan Roby tahun 2009.

               Rochimah asal Jawa Tengah. Tugas di Bakau sebagai perawat. Belum PNS. "Walau
               jarang di rumah. Tapi dia sayang sama keluarganya," aku Rochimah.

               Tahun 2016. Roby meraih titel sarjana sosial. Di masa ini aktivitas jalanan
               berkurang. Tekanan demi tekanan datang. Roby main tarik ulur.

               "Gak melulu harus keluar urat leher. Ada dinamika. Dunia aktivitis ternyata begitu.
               Ada risiko. Ada peluang. Harus pandai atur strategi," paparnya.

               Untuk menguatkan posisinya sebagai aktivis buruh, Roby menjalin hubungan baik
               dengan beberapa wartawan senior. Beberapa kali Roby sering mem-posting masalah
               buruh versus perusahaan di sosial media.

               Di masa ini Roby lebih banyak membuat kegiatan olah raga. Dulu May Day dia
               peringati dengan cara turun ke jalan. Sekarang lomba voli dan olah raga lain.



                                                       Page 26 of 74.
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32