Page 12 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 JUNI 2020
P. 12

avit. hidaya t@ tempo, co.id

              Indonesia  Corruption  Watch  (ICW)  menemukan  perusahaan-perusahaan  besar  yang
              melaksanakan  tender  pelatihan  Kartu  Prakerja  diduga  saling  terafiliasi  dalam  proses
              pelaksanaan dan pengawasan. Potensi konflik kepentingan timbul dalam pelaksanaan proyek
              ini. ICW juga mendapati pemerintah tidak menetapkan standar komisi bagi platform digital,
              sehingga berakibat luasnya kewenangan perusahaan memungut komisi tanpa batas.

              Peneliti dari ICW, Siti Juliantari, mengatakan setidaknya ada empat persoalan yang ditemukan
              ICW  terkait  dengan  program  Kartu  Prakerja  yang  dilaksanakan  pemerintah  Joko  Widodo.
              "Pertama, kami melihat ada potensi peran ganda antara platform digital dan lembaga pelatihan,"
              ucap Tari kepada Tempo, kemarin.

              Menurut Tari, seharusnya perusahaan platform digital hanya bertugas melakukan evaluasi dan
              kurasi  program  Kartu  Prakerja.  Kenyataannya,  banyak  perusahaan  memiliki  afiliasi  dengan
              lembaga pelatihan yang bertugas sebagai pelaksana kegiatan. Data ICW menunjukkan, delapan
              perusahaan platform digital diduga terafiliasi dengan 147 jenis pelatihan dari total 850 jenis
              pelatihan. Di antaranya, 111 unit ber-bentuk lembaga dan 36 unit berbentuk individu.

              Menurut  ICW,  satu  di  antaranya  adalah  Tokopedia  yang  diduga  menjalankan  fungsi  ganda
              pengawasan dan pelaksanaan. Perusahaan itu memiliki afiliasi dengan 42 lembaga pelatihan
              dan  platform digital. Mereka  menawarkan  196  jenis  pelatihan.  Praktik  ini  juga  terjadi  untuk
              platform digital lain yang ada di Kartu Prakerja.

              Selain  itu  ,Tkri  menemukan  tidak  adanya  standar  harga  pelatihan.  Harga  yang  ditawarkan
              bervariasi, dari nol rupiah hingga Rp 1 juta, dari total 850 pelatihan yang disediakan lembaga
              pelatihan melalui platform digital. Beberapa pelatihan di antaranya memiliki jenis
              pelatihan yang serupa, tapi dengan harga yang berbeda.

              Tari mencontohkan, salah satu pelatihan membuat curriciilum vitae (CV) sekolah ke luar negeri
              di  sebuah  lembaga  pelatihan  seharga  Rp  135  ribu.  Ternyata,  pelatihan  serupa  di  lembaga
              pelatihan  berbeda  harganya  lebih  mahal,  yakni  Rp  150-300  ribu.  Hal  ini  menyebabkan
              pemerintah  tidak  memiliki  kontrol  atas  standar  penerapan  harga  terhadap  sebuah  program
              pelatihan.

              Peneliti dari ICW lainnya, Lalola Easter, menambahkan bahwa organisasinya juga menemukan
              kejanggalan lain dalam hal besaran komisi bagi platform digital. Pemerintah tidak memberikan
              standar komisi kepada perusahaan platform digital. "Hal ini menimbulkan kecurigaan bagi publik
              bahwa terdapat potensi kecurangan yang terjadi apabila perjanjian (besaran komisi) tersebut
              tidak transparan," kata Lalola.
              ICW menemukan hanya ada satu platform yang secara gamblang menyebutkan besarankomi-
              si yang didapat, yaitu platform MauBelajarApa.com. Di situs tersebut dijelaskan bahwa terdapat
              biaya administrasi dan pemasaran sebesar 20 persen dari tiket kelas yang terjual melalui situs
              MauBelajarApa.com. Sedangkan platform lain, seperti Tokopedia, tidak membeberkannya.

              Lalola menuturkan ICW juga melakukan sampling acak untuk melihat latar belakang lembaga
              pelatihan yang ikut serta dalam program Kartu Prakerja. Dari pengecekan acak ini, setidaknya
              ada  dua  lembaga  yang  latar  belakangnya  dipertanyakan  dalam  melakukan  pelatihan.  Atas
              temuan-temuan  itu,  mereka  meminta  Presiden  Joko  Widodo  menghentikan  program  Kartu
              Prakerja yang dianggap tidak layak dan berpotensi memunculkan konflik kepentingan.

              Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky, tak
              menampik temuan ICW atas pelaksanaan program tersebut. Menurut dia, temuan ICW benar
                                                           11
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17