Page 103 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 103

Demo

              Sementara itu, aksi buruh terjadi di sejumlah daerah. Di Jakarta, perwakilan buruh dari 150
              pimpinan unit kerja (PUK) perusahaan memusatkan aksi penolakan terhadap Undang-Undang
              (UU) Cipta Kerja (Omnibus Law) di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa.

              "Hari ini estimasi massa berdasarkan hasil rapat kemarin ada sekitar 5.000 orang yang sudah
              kita laporkan jumlahnya ke Polsek dan Polres," kata Koordinator Forum Buruh Kawasan (FBK)
              Pulogadung Hilman Firmansyah, di Jakarta.

              Hilman mengatakan massa aksi adalah utusan 150 PUK perusahaan nasional dan mancanegara
              yang kini bergerak pada berbagai bidang usaha di Kawasan Industri Pulogadung.

              "Ada yang dari PT Yamaha Music, PT Total Detergent, PT Bintang Tujuh, PT SOHO dan lainnya.
              Hari ini ada 150 PUK dari total 270 perusahaan di Kawasan Industri Pulogadung," katanya.
              Selain itu FBK sebagai aliansi buruh juga menyertakan massa aksi dari perwakilan Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia (SPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat
              Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).

              Aksi diawali dengan berkum- . pul di sekitar Bundaran Pajak Kawasan Industri Pulogadung untuk
              berorasi. "Dari titik kumpul di Bundaran Pajak, teman-teman mengecek seluruh pabrik, apakah
              instruksi ini berjalan atau tidak," katanya.

              Instruksi yang dimaksud Hilman adalah arahan untuk melakukan mogok kerja massal di seluruh
              perusahaan.

              "Kita bersepakat dengan pimpinan buruh bahwa tidak ada produksi hari ini," katanya.

              Berdasarkan izin yang diperoleh dari kepolisian maupun perusahaan, kata Hilman, massa hanya
              diperbolehkan menggelar aksi di wilayah masing-masing.

              "Tidak boleh aksi sampai ke Senayan, hanya di kawasan saja. Aksi ini rencananya hingga pukul
              18.00 WIB pada 6-8 Oktober 2020," katanya. Aksi penolakan terhadap Om-nibus Law dilakukan
              massa dengan memasang spanduk di setiap perusahaan serta berkeliling menggunakan empat
              unit mobil komando.

              Massa menyuarakan penolakan terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja. Mereka meminta agar
              tetap ada Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) tanpa syarat dan tidak menghilangkan Upah
              Minimum  Sektoral,  nilai  pesangon  tidak  berkurang,  tidak  boleh  ada  Perjanjian  Kerja  Waktu
              Tertentu  (PKWT)  atau  karyawan  kontrak  seumur  hidup  serta  tidak  boleh  ada  "outsourcing"
              seumur hidup.

              Tidak hanya itu para buruh menyerukan agar waktu kerja tidak boleh eksploitatif, cuti dan hak
              upah atas cuti tidak boleh hilang, karyawan kontrak dan "outsourcing" harus mendapat jaminan
              kesehacan dan pensiun.
              Sedangkan  di  Bandung,  Jawa  Barat,  aksi  buruh  yang  menolak  pengesahan  UU  Cipta  Kerja
              dilakukan  di  kawasan  Kecamatan  Rancaekek  sekira  pukul  10.00  WIB,  Selasa.  Ketua  SPPB
              Bandung Raya, Slamet Priatno mengatakan bahwa aksinya turun ke jalan itu merupakan bentuk
              secara tegas menolak UU Cipta Kerja yang sudah disahkan DPR dan pemerintah. "Kita turun
              untuk membatalkan keseluruhan Undang-undang (Omnibus Law) itu," kata Slamet di lokasi.

              Ratusan buruh itu melakukan aksi long march mulai dari kawasan Rancaekek, hingga ke arah
              Gerbang Tol Cileunyi. Akibatnya, pengendara jalan sempat tersendat oleh aksi long march itu.

              Pengusaha Tersenyum
                                                           102
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108