Page 290 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 290

minta UMSK harus tetap ada karena tidak semua sektor industri sama kemampuannya. Jangan
              disamaratakan.
              Buruh  juga  menolak  perihal  pesangon  yang  di UU  Cipta  Kerja  hanya diberikan  25  kali  upah
              bulanan,  dibagi  menjadi  19  bulan  tanggung  jawab  pemberi  kerja  dan  6  bulan  dibayar  BPJS
              Ketenagakerjaan. Mereka tetap meminta pesangon dibayarkan sebanyak 32 bulan upah.

              Sistem outsourcing yang tadinya hanya untuk lima jenis pekerjaan, di UU Cipta Kerja yang baru,
              jenis  pekerjaan  yang  bisa  dioutsourcing  menjadi  tanpa  batas.  Selain  itu,  UU  baru  ini
              membolehkan  outsourcing  seumur  hidup.  Dengan  menjadi  karyawan  outsourcing,  jaminan
              pensiun dan kesehatan bagi mereka akan hilang.

              Yang tidak kalah penting, di Pasal 79 Ayat (2) huruf (b) mengatur; pekerja wajib diberikan waktu
              istirahat mingguan satu hari untuk enam hari kerja dalam satu pekan. Selain itu, Pasal 79 juga
              menghapus kewajiban perusahaan memberikan istirahat panjang dua bulan bagi pekerja yang
              telah bekerja selama enam tahun berturut-turut dan berlaku tiap kelipatan masa kerja enam
              tahun. Pasal 79 Ayat (3) hanya mengatur pemberian cuti tahunan paling sedikit 12 hari kerja
              setelah pekerja/buruh bekerja selama 12 bulan secara terus-menerus.

              Pasal 79 Ayat (4) menyatakan, pelaksanaan cuti tahunan diatur dalam perjanjian kerja, peraturan
              perusahaan,  atau  perjanjian  kerja  bersama.  Kemudian,  Pasal  79  Ayat  (5)  menyebutkan
              perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat panjang yang diatur dalam perjanjian kerja,
              peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

              Berbeda dengan buruh, sebagian besar pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan
              Industri  (Kadin)  yakin  UU  Cipta  Kerja  merupakan  jawaban  terhadap  terus  bertambahnya
              angkatan kerja di Tanah Air. Saat ini, banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau bekerja
              paruh waktu. Dengan banyaknya investasi yang masuk, lapangan pekerjaan akan terbuka luas.

              Buruh dan pengusaha memang sering kali berada dalam posisi berlawanan. Menghadapi UU
              Cipta Kerja yang baru diketok di DPR tersebut, sebaiknya kedua pihak tidak menanggapi secara
              berlebihan. Pelajari dulu secara mendalam, baru kemudian bersikap.

              Ada baiknya UU Cipta Kerja tersebut kita terima dulu, kemudian dievaluasi. Toh, RUU sudah
              disahkan menjadi UU. Mari kita monitor sisi positifnya sambil kita evaluasi sisi negatifnya.
              Buruh  tidak  perlu  buru-buru  demonstrasi  apalagi  sampai  mengerahkan  masa  hingga  jutaan
              orang. Ingat, pandemi Covid-19 masih berlangsung dan hampir dipastikan tidak akan ada jaga
              jarak, rawan melanggar PSBB. Apalagi sampai melakukan aksi yang lebih fatal,yaitu mogok kerja.
              Pikirkan baik-baik untung-ruginya.

              Pengusaha juga begitu, jangan terlalu euforia atau optimistis. Ingat, saat ini dunia dilanda resesi
              akibat wabah Covid-19. Perdagangan antarnegara terhenti. Hampir semua lalu lintas ekspor-
              impor terputus. Dan dampaknya diyakini tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
              UU  Cipta  Kerja  sebaiknya  kita  terima  dulu,  kemudian  dievaluasi.  roh,  RUU  sudah  disahkan
              menjadi uu. Mari kita monitor sisi positifnya sambil kita evaluasi sisi negatifnya













                                                           289
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295