Page 315 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 OKTOBER 2020
P. 315

Elly  berharap  pemerintah  mengeluarkan  Peraturan  Pemerintah  Pengganti  Undang-Undang
              (Perppu) atas UU Cipta Kerja ini. Jika tidak, ia mengancam KSBI akan mengajukan uji materi ke
              Mahkamah Konstitusi (MK).

              Siapkan aturan turunan

              Meski masih memunculkan pro dan kontra pemerintah tetap menyiapkan aturan turunan dalam
              klaster  ketenagakerjaan  ini.  Sekretaris  Jenderal  (Sekjen)  Kementerian  Ketenagakerjaan
              (Kemnker) Anwar Sanusi mengatakan, Kemnaker saat ini tengah menyiapkan sejumlah aturan
              turunan atau aturan pelaksana klaster ketenagakerjaan.

              Pemerintah menargetkan aturan turunan UU Cipta Kerja bidang ketenagakerjaan ini diharapkan
              akan rampung tahun ini. "Kami ingin poin-poin yang harus diatur di Peraturan Pemerintah (PP)
              segera bisa kami keluarkan. Mudah-mudahan di tahun ini sudah bisa kami keluarkan seluruhnya,"
              kata Anwar kepada KONTAN, Senin (5/10).

              Anwar  berharap,  kehadiran  UU  Cipta  Kerja  ini  semakin  memberikan  situasi  yang  kondusif
              terutama untuk dunia ketenagakerjaan dan iklim investasi di Indonesia. Dia berharap aturan ini
              betul-betul bisa diimplementasikan dengan baik, menjamin hak-hak pekerja tidak terkurangi dan
              mendorong daya saing nasional semakin tinggi.

              "Apalagi dalam situasi yang sangat susah seperti saat ini, kita harus menjalankan berbagai upaya
              dan  usaha  untuk  mendorong  lahirnya  pengusa-ha-pengusaha  baru  yang  akan  mendorong
              penciptaan lapangan pekerjaan baru serta menyerap tenaga pekerja," tandas dia.

              Sebagai catatan, sejumlah peraturan pelaksana klaster ketenagakerjaan yang dibutuhkan antara
              lain  PP  Penyelenggaraan  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan,  PP  tentang  PHK.  Juga  PP  tentang
              tenaga kerja asing, PP hubungan kerja dan waktu kerja, dan PP Pengupahan.

              Topik Ketenagakerjaan UU Omnibus Law (Cipta Kerja)

              Pasal 79 Ayat 2.d UUK menyatakan: Istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan
              dilaksanakan  pada  tahun  ketujuh  dan  kedelapan  masing-masing  1  (satu)  bulan  bagi
              pekerja/buruh  yang  telan  bekeria  selama  6  (enam)  tahun  secara  terus-menerus  pada
              perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat
              tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa
              kerja 6 (enam) tahun.

              Cuti wajib diberikan kepada pekerja/buruh yaitu cuti tahunan, paling sedikit 12 hari kerja setelah
              pekerja/ buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus.
              Cuti tahunan dan selain waktu istirahat perusahaan tertentu dapat memberikan istirahat panjang
              yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.





















                                                           314
   310   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320