Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 JUNI 2020
P. 37

tenaga ahli untuk memasang alat produksi di perusahaan smelter nikel di  Kabupaten Konawe
              . Rencananya, mereka akan tiba di Bandara Haluoleo, Kota Kendari, 23 Juni nanti.



              KEPADA PARA BURUH CHINA, SILAKAN KULI LAGI DI SINI!!!

              -  Restu Menko Maritim dan Investasi (Marves)  Luhut Binsar Pandjaitan  soal kedatangan 500
              TKA China  ke Konawe,  Sulawesi Tenggara  , tak bisa dibendung. Gubernur Sulawesi Tenggara
              Ali Mazi  yang sebelumnya menolak, kini melunak. Dengan izin dari Luhut, para buruh China,
              silakan kuli lagi di sini!  Di tahap awal, ada 146 TKA China yang akan datang. Mereka merupakan
              tenaga ahli untuk memasang alat produksi di perusahaan smelter nikel di  Kabupaten Konawe
              . Rencananya, mereka akan tiba di Bandara Haluoleo, Kota Kendari, 23 Juni nanti.

              Ali Mazi beralasan, perubahan sikapnya terjadi setelah menghitung untung rugi dari investasi
              PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) di daerahnya. Dia bilang, pembangunan smelter nikel
              oleh perusahaan asal China di Konawe itu dapat menyerap ribuan pekerja lokal. Sebab, setiap
              TKA China yang kerja akan didampingi 5 sampai 7 buruh lokal.

              Ia pun memaklumi jika perusahaan tersebut harus mendatangkan  500 TKA China  . "Karena
              mereka menggunakan produk dari China, bahasanya China. Semua kita kan ndak bisa," kata
              Ali, di Kendari, seperti dilansir Antara, Selasa kemarin.

              Politisi  Partai  Nasdem  itu  meyakini,  kedatangan  500  TKA  China  bisa  menekan  angka
              pengangguran  dan  kemiskinan  di  daerahnya.  Apalagi  investasi  yang  dibawa  cukup  besar,
              mencapai Rp 42 triliun. "Kita punya APBD aja cuma Rp 4,2 triliun. Nah kita harus jaga kalau
              seperti itu," tuturnya.

              Pernyataan Ali ini bertolak-belakang dengan yang disampaikannya pada April lalu. Ketika itu, ia
              bersama DPRD setempat sepakat menolak kedatangan 500 TKA China. Alasannya, bertentangan
              dengan  suasana  kebatinan  masyarakat.  "Meskipun  rencana  kedatangan  TKA  tersebut
              merupakan kebijakan pemerintah pusat," katanya, ketika itu.

              Komentar Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa bahkan lebih tajam. Selain menolak, ia juga
              membeberkan rayuan Luhut yang menjajikan bantuan terkait kedatangan TKA China. "Menko
              Maritim  katakan,  'sudah  Ker,  apa  yang  kau  minta  kami  siapkan'  tapi  sampai  sekarang
              kenyataannya juga belum ada, bagaimana kita ini?" kesal Kery kepada salah satu stasiun televisi
              swasta, beberapa waktu lalu.

              Juru bicara Menko Marves,  Jodi Mahardi  , memastikan 500 TKA China yang masuk ke Sulawesi
              Tenggara  itu  sudah  sesuai  dengan  ketentuan  yang  berlaku.  Mulai  dari  rekomendasi  Komite
              Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sampai regulasi pembatasan TKA selama
              masa Covid-19. "Misalnya, persyaratan kesehatan seperti karantina di negara dan wilayah ketiga
              dan karantina di Indonesia, dan persyaratan lainnya," kata Jodi, kemarin.

              Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron masih belum setuju dengan kedatangan 500 TKA China
              itu. Politisi Partai Demokrat ini mengingatkan agar pemerintah mengantisipasi investasi China
              yang membawa misi seperti "bedol desa" atau transmigrasi.

              "Pemerintah harus punya prioritas lah. Harus memprioritaskan anak bangsa. Kecuali pekerjaan
              yang butuh training cukup lama dan mendesak, oke dipakai TKA. Tapi, kalau 500 ini, saya kira
              harus dievaluasi lah," kata Herman, kepada , tadi malam. Herman mengaku sudah beberapa
              kali melakukan pembicaraan dengan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil
              Lahadalia, untuk mengantisipasi "bedol desa" berkedok investasi dari China. [  SAR  ].


                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42