Page 110 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2021
P. 110

LINDUNGI AWAK KAPAL PERIKANAN, INDONESIA RATIFIKASI KONVENSI ILO

              JAKARTA -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) berkomitmen untuk meratifikasi Konvensi
              International Labour Organization (ILO) No. 188 tentang Pekerjaan Dalam Penangkapan Ikan
              atau  Work  in  Fishing  Convention.  Ratifikasi  ini  diperlukan  sebagai  upaya  meningkatkan
              pelindungan awak kapal perikanan indonesia (AKPI) di dalam dan luar negeri.

              Sekjen  Kemnaker  Anwar  Sanusi  mengatakan  Konvensi  ILO  No.  188  merupakan  standar
              ketenagakerjaan internasional yang ditujukan untuk memastikan para pekerja yang bekerja di
              atas kapal perikanan memiliki kondisi kerja yang layak, khususnya terkait syarat dan kondisi
              kerja, akomodasi dan makanan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), layanan kesehatan, dan
              jaminan sosial.

              "Pertemuan  pada  hari  ini  merupakan  rapat  konsolidasi  internal  Kemnaker  dalam  rangka
              menyikapi  perlu  tidaknya  Pemerintah  Indonesia  meratifikasi  Konvensi  ILO  Nomor  188,"  ujar
              Anwar  Sanusi  saat  memimpin  rapat  pembahasan  Konvensi  ILO  188  secara  virtual,  Senin
              (4/10/2021).

              Anwar  mengatakan  pentingnya  pelindungan  bagi  awak  kapai  perikanan  melalui  mekanisme
              penguatan  kerangka  hukum  nasional  maupun  dengan  meratifikasi  ketentuan  internasional,
              antara lain Port State Measures Agreement (PSMA); International Convention on Standards of
              Training,  Certification  and  Watchkeeping  for  Fishing  Vessel  Personnel  (STCWF);  Cape  Town
              Agreement on Safety of Fishing Vessel (CTA); dan ILO Convention No. 188 on Work in Fishing.

              Wacana ratifikasi itu, kata dia, dilatarbelakangi sejumlah permasalahan yang dihadapi pekerja di
              sektor penangkapan ikan. Yakni tindakan kerja paksa atau perbudakan, dan adanya beberapa
              kasus ketenagakerjaan yang menimpa AKPI.

              "Sejak diadopsi pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2020, Konvensi ILO Nomor 188 termasuk
              salah satu Konvensi ILO yang tingkat ratifikasinya sangat rendah," tuturnya.
              Berdasarkan data yang ada, hingga saat ini baru 19 negara Anggota ILO yang telah meratifikasi
              Konvensi ILO No. 188. Namun, lanjut Anwar Sanusi, ke-19 negara tersebut bukan merupakan
              negara  tujuan  penempatan  AKPI.  Sehingga  ratifikasi  Konvensi  ILO  No. 188  oleh  Pemerintah
              Indonesia tidak akan memberikan dampak signifikan dalam pelindungan APKI.
              "Hal ini dikarenakan ratifikasi Konvensi oleh satu negara hanya berlaku bagi negara tersebut,"
              kata dia. Ke-19 negara telah meratifikasi Konvensi ILO tahun 2007 itu yakni Angola, Argentina,
              Bosnia  and  Herzegovina,  Congo,  Estonia,  Prancis,  Lithuania,  Maroko,  Namibia,  Norwegia,
              Senegal, Afrika Selatan, Thailand, dan Britania Raya.

              "Terdapat beberapa negara yang masih berstatus not in force seperti Belanda, Polandia, dan
              Portugal yang akan dimulai pada tahun 2020, serta Denmark yang akan dimulai tahun 2021.
              Ditambah lagi satu negara belum entry into force," kata dia.
              Adapun pengaturan bagi awak kapal perikanan sebagian telah diatur dalam Peraturan Menteri
              Kelautan  dan  Perikanan.  Sedangkan  untuk  awak  kapai  perikanan  migran  sebagaimana  yang
              diamanatkan  dalam  Pasal  64  Undang-Undang  Nomor  18  Tahun  2017  tentang  Pelindungan
              Pekerja  Migran  Indonesia,  telah  disusun  Rencana  Peraturan  Pemerintah  (RPP)  tentang
              Penempatan dan Pelindungan Awak Kapai Niaga Migran dan Awak Kapal Perikanan Migran.

              "Posisi akhir RPP dimaksud telah disampaikan kepada Sekretaris Negara untuk penetapan oleh
              Presiden tanggal 20 Mei 2020. Dalam beberapa kali, Kemnaker kembali menyampaikan sikap
              belum  berencana  meratif?kasi  Konvensi  ILO  tersebut,  hal  ini  dikarenakan  adanya  beberapa
              pertimbangan seperti tersebut di atas," ujarnya.

                                                           109
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115