Page 106 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 OKTOBER 2021
P. 106
Apabila panggilan kedua ini pengelola apartemen kembali mangkir, polisi akan melakukan jemput
paksa.
"Belum memenuhi panggillan, kalau tidak datang ya perintah membawa," kata Dedi saat
dikonfirmasi, Senin.
Dia menyebut pihak kepolisian sebelumnya sudah memeriksa sekuriti apartemen sebagai saksi
setelah polisi menggerebek praktik prostitusi online anak dibawah umur di apartemen tersebut.
"Kalau kemarin sekuriti sudah kami mintai keterangan. Sementara yang sekarang ini pihak
pengelolanya satu orang dulu. Kan dari situ ketahuan siapa yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan tersebut apakah ada keterkaitan dengan mereka atau tidak," ujar Dedi.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menggerebek kasus prostitusi daring di Apartemen Sentra Timur,
Pulogebang, Jakarta Timur, pada Rabu (28/9) sekitar pukul 17.00 WIB.
Polisi kemudian mengamankan empat orang wanita, tiga di antaranya yang masih berstatus
anak.
Polisi juga menangkap dua muncikari yang juga masih berstatus anak di bawah umur. Kedua
muncikari tersebut masih berusia 17 tahun.
Kasus ini terungkap ketika salah satu korban meninggalkan rumah tanpa izin orang tuanya pada
awal September lalu. Pihak keluarga terus berupaya menghubungi korban namun tidak pernah
mendapatkan balasan dari korban.
Kemudian pada 24 September lalu, orang tua korban tanpa sengaja melihat sebuah iklan
prostitusi daring di media sosial yang menggunakan foto putrinya, namun baru dilaporkan ke
Polda Metro Jaya pada 28 September.
Atas laporan tersebut, Kepolisian langsung menggerebek apartemen tersebut dan mengamankan
korban.
Atas perbuatannya, para muncikari ini akan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan atau Pasal 76I Jo
Pasal 88 UU Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan Atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak dengan hukuman penjara di atas lima tahun.
(antara/jpnn)
105

