Page 43 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 SEPTEMBER 2019
P. 43
Menurutnya, persoalan K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai dari
pekerja dan perusahaan. Bahkan, hingga kini masih banyak perusahaan dan pekerja
yang kurang memedulikan K3.
Selain itu, jumlah dan kualitas sumber daya manusia K3 juga masih belum
memadai, dan tidak optimalnya peran lembaga K3 di perusahaan.
"Jangan jadikan K3 sebagai beban, tetapi harus sebagai kebutuhan. Kalau sudah
menjadi kebutuhan, maka harus dipersiapkan semuanya," ujarnya.
Iswandi menilai tenaga kerja selalu berhadapan dengan berbagai potensi bahaya di
tempat kerja yang berisiko terjadi kecelakaan kerja. Perlindungan K3 diberikan
untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja, serta
meningkatkan produktivitas.
"Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kecelakaan kerja adalah masalah sejak awal
di dunia industri, dan akan menjadi masalah besar bagi kelangsungan usaha. Ini
yang terus kami benahi dalam ranah pengawasan ketenagakerjaan," katanya.
Kuliah umum bertema 'Perlindungan Penyakit Akibat Kerja Melalui Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Jaminan Kecelakaan Kerja' tersebut
merupakan rangkaian acara Dies Natalis kedua Polteknaker yang akan digelar pada
Minggu (29/9/2019).
Plt. Direktur Polteknaker Retna Pertiwi mengatakan tujuan kuliah umum tersebut
untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan civitas academica mengenai
dinamika dan perkembangan industri, khususnya tentang perlindungan PAK dan
jaminan kecelakaan kerja (JKK).
Kuliah umum tersebut dihadiri oleh 270 mahasiswa Polteknaker dari 3 angkatan dan
3 program studi, dan tamu undangan kawasan industri yang merupakan mitra
Polteknaker, yaitu Kawasan Industri MM2100, EJIP, Jababeka, Delta Silicon, serta
KIIC Karawang.
Page 42 of 65.