Page 142 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2021
P. 142

PROGRAM JKP BERPOTENSI BERI TEKANAN TERHADAP KESEHATAN PELAKSANAAN
              JKM
              JAKARTA -- Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dinilai berpotensi memberikan tekanan
              terhadap pelaksanaan program Jaminan Kematian (JKM).

              Direktur  Perencanaan  Strategis  dan  Teknologi  Informasi  BPJS  Ketenagakerjaan  atau
              BPJAMSOSTEK  Pramudya  Iriawan  Buntor  mengatakan  bahwa  kesehatan  keuangan  maupun
              pendanaan program JKM mendapat tekanan dari sejumlah hal, antara lain adanya perubahan
              penyesuaian manfaat program JKM sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2019,
              serta  dampak  pandemi  Covid-19  yang  menyebabkan  penurunan  jumlah  peserta  dan
              meningkatkan klaim JKM.

              Selain itu, adanya ketentuan PP Nomor 37 Tahun 2021 yang mengatur mengenai rekomposisi
              iuran dari program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan JKM untuk pelaksanaan program JKP
              juga menjadi salah satu faktor yang memberikan tekanan terhadap kelangsungan program JKM.
              "Saat ini rekomposisi iuran masih konteks konsep dan sedang dilakukan simulasi," ujar Pram
              dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (28/9/2021).

              Berdasarkan perhitungan yang ada, lanjut Pram, jika iuran JKM belum direkomposisi, rasio klaim
              program JKM saat ini mencapai 88,27 persen. Artinya, dari iuran yang diterima dari program
              JKM, sebesar 88 persen digunakan untuk pembayaran manfaat.

              Namun bila dilakukan rekomposisi iuran JKM, rasio klaim program JKM dapat mencapai lebih dari
              100 persen.

              "Apabila dilakukan rekomposisi iuran di mana 0,1 persen iuran JKM yang seyogyanya diterima
              sebesar  0,3  persen  itu  digunakan  untuk  rekomposisi  iuran  JKP,  rasio  klaim  JKM  akan  naik
              melebihi 100 persen sampai di level 107,84 persen," katanya.

              Untuk  itu,  pihaknya  telah  mengkomunikasikan  potensi  kenaikan  rasio  klaim  tersebut  kepada
              Dewan  Jaminan  Sosial  Nasional  (DJSN),  Kementerian  Ketenagakerjaan,  dan  Kementerian
              Keuangan  untuk  memastikan  program  JKP  dan  pelaksanaan  program  lainnya  bisa  dilakukan
              secara berkelanjutan.

              Adapun, JKP merupakan jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja/buruh yang mengalami
              pemutusan  hubungan  kerja  (PHK).  Program  JKP  memberikan  tiga  manfaat  bagi  pesertanya,
              yakni uang tunai saat kehilangan pekerjaan, akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja.

              Sementara itu, Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK Roswita Nilakurnia
              mencatat terjadi peningkatan klaim untuk program JKM karena dampak Covid-19. Klaim JKM
              sampai dengan Agustus 2021 telah mencapai Rp1,6 triliun.
              "Jumlah klaim terjadi peningkatan untuk 2020 dibanding 2019 dengan total klaim JKM Rp1,3
              triliun, sementara 2019 Rp854 miliar. Begitu juga dengan 2021, sampai dengan Agustus ini sudah
              tercatat untuk JKM itu Rp1,6 triliun.

              Peak terjadi di Mei 2021, baik secara kasus atau nominal," tutur Roswita.









                                                           141
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147