Page 160 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2021
P. 160

PEMERINTAH BERENCANA PERLUAS CAKUPAN WILAYAH PENERIMA BANTUAN
              SUBSIDI UPAH
              JAKARTA, Kementerian Ketenagakerjaan mengusulkan agar penyaluran bantuan subsidi upah
              atau  BSU  dapat  diperluas  ke  daerah  lain  yang  tidak  menerapkan  pembatasan  kegiatan
              masyarakat level 3 dan 4. Ada sisa anggaran senilai Rp 1,79 triliun yang dapat dimanfaatkan
              untuk mendistribusikan subsidi gaji ke pekerja di wilayah-wilayah tersebut.

              Saat ini, teknis penyaluran BSU mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker)
              Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Pemerintah Berupa Subsidi Upah.
              Permenaker itu mengatur, bantuan subsidi upah hanya diberikan kepada pekerja di wilayah yang
              memberlakukan  pembatasan  kegiatan  masyarakat  (PPKM)  level  3  dan  4.  Total  ada  167
              kabupaten/kota di 28 provinsi penerima bantuan.

              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  Kementerian
              Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri, Selasa (28/9/2021), mengatakan, menjelang akhir masa
              penyaluran bantuan subsidi upah pada Oktober 2021, dari total plafon anggaran Rp 8,78 triliun
              yang dialokasikan untuk penyaluran bantuan, ada sisa dana senilai Rp 1,78 triliun.

              Kementerian Ketenagakerjaan mengusulkan agar sisa dana itu dapat disalurkan secara nasional,
              tidak hanya untuk pekerja di wilayah dengan PPKM level 3 dan 4. Usulan ini sudah disampaikan
              ke Komite Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam rapat daring pada Senin (27/9/2021), dan
              tinggal menunggu keputusan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

              "Kalau Pak Menko mengizinkan, bantuan subsidi upah akan diberikan ke 34 provinsi dan 514
              kabupaten/kota dengan estimasi jumlah penerima 8.605.776 orang, dan akan didata pekerja
              yang terdampak pandemi dan memang sesuai dengan kriteria di Permenaker," kata Putri dalam
              rapat kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI.

              Ada  tiga  opsi  perluasan  cakupan  wilayah  bantuan  subsidi  upah  yang  diusulkan.  Pertama,
              perluasan  cakupan  wilayah  secara  nasional  dan  menyeluruh  hingga  ke  34  provinsi  dan  514
              kabupaten/kota kepada 8.605.7766 pekerja di wilayah tersebut. Kedua, perluasan ke 34 provinsi
              dan 448 kabupaten/kota dengan jumlah penerima 8.473.647 orang. Ketiga, penyaluran tetap
              mengacu pada cakupan wilayah yang berlaku saat ini, yaitu 28 provinsi dan 158 kabupaten/kota
              dan jumlah penerima 6.991.873 orang.

              Putri mengatakan, usulan perluasan cakupan wilayah penerima bantuan ini awalnya diajukan
              oleh  beberapa  lembaga  negara,  seperti  Komisi  Pemberantasan  Korupsi  (KPK)  dan  Badan
              Pengawasan  Keuangan  dan  Pembangunan  (BPKP).  Pertimbangannya,  seluruh  wilayah  di
              Indonesia terdampak pandemi Covid-19 dan gejolak varian Delta pada Juli-Agustus 2021 lalu
              sehingga seluruh wilayah seharusnya dapat menerima bantuan subsidi.

              Sebelum ini, problem sebaran wilayah dalam penyaluran BSU sempat menjadi sorotan publik.
              Pasalnya, masih banyak wilayah yang termasuk zona merah penyebaran Covid-19 pada periode
              Juli-Agustus 2021 dan menerapkan PPKM level 3 dan 4, tetapi tidak terdaftar sebagai penerima
              bantuan sesuai lampiran di Permenaker 16/2021.

              Problem lain yang banyak disoroti adalah ketimpangan pemberian bantuan subsidi upah yang
              hanya ditujukan untuk peserta BP Jamsostek berkategori penerima upah (PU) yang notabene
              merupakan pekerja formal, serta mengecualikan pekerja informal berkategori bukan penerima
              upah (BPU) serta pekerja formal/informal yang tidak terdata di BP Jamsostek.

              Direktur  Kepesertaan  BP  Jamsostek  Zainudin  mengatakan,  pihaknya  siap  menyediakan  data
              peserta tambahan jika pemerintah setuju memperluas cakupan wilayah penerima BSU tahun
              2021. "Kami siapkan dua skenario, antara cakupan wilayah disesuaikan dengan Instruksi Menteri

                                                           159
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165