Page 218 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2021
P. 218
"Menurut data Kemenkes, kasus harian pada 19-26 September 2021 sudah di bawah 4.000. Jadi
ini juga jadi saat yang tepat untuk memulai pembicaraan penempatan PMI ke Taiwan," lanjut
Mufida.
Mufida mengingatkan, Kemenaker juga telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal
Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja No
3/2748/PK.02.02/2021 tentang Perubahan Kelima Penetapan Negara Tujuan Penempatan
Tertentu Bagi Pekerja Migran Indonesia pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru yang berlaku 16
Agustus 2021.
Adapun keputusan ini sudah menempatkan Korea Selatan dan Jepang sebagai destinasi
penempatan yang sudah diperbolehkan. Sehingga Mufida menilai, seharusnya keberangkatan
para CPMI tersebut bisa segera ditindaklanjuti pemerintah.
"Tinggal tindak-lanjut teknis untuk keberangkatan seharusnya. Apalagi Duta Besar Korsel sudah
bertemu BPPMI dan membahas rencana penempatan PMI ke Korsel pada Juni lalu. Seharusnya
per hari ini sudah ada progress lebih riil. Kasus COVID-19 saat ini jauh lebih rendah dibanding
Juni-Juli yang merupakan puncak gelombang kedua," tuturnya.
Mufida berpesan agar negara hadir dan memberikan fasilitas kemudahan anak bangsa yang
punya keterampilan untuk berkarya di negara lain. Sebab dengan semakin meningkatnya angka
pengangguran terbuka untuk usia muda, kesempatan kerja di luar negeri menjadi salah satu
alternatif di tengah sulitnya lapangan kerja.
"Negara sudah merasakan manfaat dari PMI yang bekerja di seluruh dunia. Devisa dari teman-
teman PMI mencapai Rp 159,7 triliun pada 2019 sebelum pandemi. Terbesar kedua setelah
sektor Migas. Ini realitas nyata PMI adalah pahlawan devisa,” ujar dia.
“Saat ini kesempatannya semuanya terbuka dan PMI kita dibutuhkan. Artinya jika negara
memberikan kemudahan dan fasilitas maka manfaatnya, toh, akan kembali ke negara juga,"
tandasnya.
217