Page 253 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 SEPTEMBER 2021
P. 253

"Keinginan teman-teman CPMI untuk berangkat bekerja ke Korsel terutama sangat kuat. Satu
              yang sering jadi kendala adalah biaya karantina yang dibebankan ke perusahaan di Korsel. Guna
              mengatasi  ini  bahkan  teman-teman  CPMI  bersedia  menanggung  biaya  karantina.  Artinya
              kebutuhan CPMI untuk berangkat sangat urgen. Aspirasi teman-teman ini seharusnya menjadi
              dasar bagi pembicaraan negosiasi antarpemerintah," urainya.

              Pembina  Sahabat  Pekerja  Migran  ini  menyebut,  CPMI  tujuan  Taiwan  juga  menagih  janji
              pemerintah  yang  menyebut  penempatan  PMI  ke  Taiwan  dimungkinkan  jika  kasus  Covid-19
              harian di Indonesia sudah berada di bawah 5.000 dalam satu pekan.

              "Menurut data Kemenkes, kasus harian pada 19-26 September 2021, kasus konfirmasi harian
              sudah  di  bawah  4.000.  Jadi  ini  juga  jadi  saat  yang  tepat  untuk  memulai  pembicaraan
              penempatan PMI ke Taiwan," ungkap Mufida.

              Mufida  juga  menyebut,  Kemenaker  sendiri  telah  menerbitkan  Keputusan  Direktur  Jenderal
              Pembinaan     Penempatan     Tenaga    Kerja   dan    Perluasan    Kesempatan     Kerja   No
              3/2748/PK.02.02/2021  tentang  Perubahan  Kelima  Penetapan  Negara  Tujuan  Penempatan
              Tertentu Bagi Pekerja Migran Indonesia Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru yang berlaku 16
              Agustus  2021  yang  sudah  menempatkan  Korea  Selatan  dan  Jepang  sebagai  destinasi
              penempatan yang sudah diperbolehkan.

              "Tinggal tindak-lanjut teknis untuk keberangkatan seharusnya. Apalagi Duta Besar Korsel sudah
              bertemu BPPMI dan membahas rencana penempatan PMI ke Korsel pada Juni lalu. Seharusnya
              per  hari  ini  sudah  ada  progress  lebih  riil  apalagi  kasus  Covid-19  saat  ini  jauh  lebih  rendah
              dibanding Juni-Juli yang merupakan puncak gelombang kedua," tutuBesar Mufida berpesan agar
              negara  hadir  dan  memberikan  fasilitas  kemudahan  anak  bangsa  yang  memiliki  keterampilan
              untuk  berkarya  di  negara  lain.  Sebab,  dengan  semakin  meningkatnya  angka  pengangguran
              terbuka untuk usia muda, kesempatan kerja di luar negeri menjadi salah satu alternatif di tengah
              sulitnya lapangan kerja.

              "Negara sudah merasakan manfaat dari PMI yang bekerja di seluruh dunia. Devisa dari teman-
              teman  PMI  mencapai  Rp  159,7  triliun pada  2019  sebelum  pandemi. Terbesar  kedua  setelah
              sektor Migas. Ini realitas nyata PMI adalah pahlawan devisa. Saat ini kesempatannya semuanya
              terbuka dan PMI kita dibutuhkan. Artinya jika negara memberikan kemudahan dan fasilitas maka
              manfaatnya toh akan kembali ke negara juga," sebut Mufida. (Jak).





























                                                           252
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258