Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JANUARI 2020
P. 91

dasar penyusunan RUU tersebut didasarkan pada RUU Ketenagakerjaan yang
               ditolak.

               RUU Cilaka dikhawatirkan akan mempermudah PHK Massal dengan adanya isu
               penghapusan pesangon dan membuat pekerja tak memiliki posisi tawar. Lalu, status
               karyawan tetap menjadi mimpi dengan adanya konsep mudah merekrut dan
               memecat (pasar kerja fleksibel) di RUU Cilaka didukung dengan rencana
               mengizinkan outsourcing dan kontrak di sebanyak mungkin bidang tanpa batasan
               waktu.


               Kemudian, Penghapusan Pidana Ketenagakerjaan dikhawatirkan akan membuat
               pengusaha Bebas Menindas. RUU Cilaka juga dikhawatirkan rentan Diskriminasi
               karena aturan pekerja asing akan dipermudah. Perusahaan asing bisa jadi lebih suka
               rekrut dan memberi penghargaan pada rekan senegara. Tanpa adanya sanksi
               pidana, pengusaha akan ogah membayarkan dan mendaftarkan karyawan pada
               BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

               Ilhamsyah dari KPBI (Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia) mempermasalahkan,
               proses dalam Omnibus Law yang digagas ini dinilai tidak demokratis. Organisasi
               buruh merasa tidak pernah mendapatkan draf secara terbuka dari pemerintah yg
               punya inisiatif untuk merevisi UU Ketenagakerjaan.

               "Yang kita dapatkan cuma statement-statement dari beberapa menteri. Mendag,
               mendustri mengatakan upah nanti akan diganti dengan upah kerja. Pesangon akan
               dihilangkan dan diganti asuransi. Kita hanya mendapatkan info-info yang
               seleberan," ujar dia.


               Ilhamsyah juga menyatakan, serikat buruh tidak pernah diajak berunding dalam
               pembahasan RUU. Menurut dia, buruh sebagai satu komponen yang terdampak
               langsung harusnya diajak untuk berunding.

               Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat, Supratman Andi Agtas menyatakan
               DPR, masih belum menerima konsep RUU Cipta Lapangan Kerja. RUU tersebut
               merupakan usulan pemerintah.

               "Kalau pemerintah sudah mengirim, saya bisa pastikan bahwa pasti akan melibatkan
               teman teman organisasi buruh dalam proses pembahasan. Pasti kita akan meminta
               masukan," kata Supratman.

               Politikus Gerindra itu pun meminta para Serikat buruh tidak khawatir. Ia berjanji,
               DPR akan menerima masukan para buruh dan mengupayakan kesejahteraan buruh
               dalam penyusunan RUU. "Teman teman di DPR juga punya keinginan yang sama
               bahwa gimana menciptakan keseimbangan antara buruh dan juga pengusaha," ujar
               Politikus Gerindra itu.










                                                       Page 90 of 93.
   86   87   88   89   90   91   92   93   94