Page 183 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 24 JULI 2020
P. 183

pemerintah, sektor bisnis, organisasi masyarakat, kelompok anak/forum anak, dll baik sebelum
              maupun sesudah hari puncak perayaan.

              Misran  Lubis,  Kepala  Seknas  PAACLA  Indonesia  mengatakan  Hari  Anak  Nasional  2020  ini
              memiliki  situasi  yang  sangat  berbeda,  berbagai  kegiatan  yang  bernuansa  kegembiraan  dan
              keceriaan bagi anak-anak tidak dapat dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya karena berada
              pada situasi pandemi COVID-19.

              "Perayaan  HAN  hanya  bisa  dilakukan  secara  virtual/daring,  anak-anak  menyampaikan
              pandangannya,  mengembangkan  kreativitasnya,  menyapa  teman-teman  se-tanah  air  dan
              mengekspose karyanya melalui layar handphone atau komputer," kata Lubis.

              Menurut  PAACLA,  Pandemi  COVID-19  berdampak  pada  pemenuhan  hak  pendidikan  anak.
              Sekitar  45,3  juta  siswa  mengalami  dampak  perubahan  pembelajaran  dengan  menerapkan
              Pembelajaran dari Rumah (PdR) yang menggunakan media berbasis internet dan media sosial.

              Pembelajaran  Jarak  Jauh  (PJJ)  ini  sulit  menjangkau  kelompok  anak  dari  kalangan  ekonomi
              bawah dan wilayah terpencil. Siswa yang tidak memiliki alat komunikasi mengalami kesulitan
              untuk menerima pembelajaran dari guru. Begitu pula halnya dengan guru yang tinggal di daerah
              tanpa jaringan telekomunikasi yang memadai, mereka tidak bisa mengadakan pembelajaran
              secara rutin.

              "Akhirnya dengan tidak optimalnya Pembelajaran Jarak Jauh ini, anak memiliki banyak waktu di
              luar  sekolah  dan  berdampak  terjadinya  rentanitas  terlibat  dalam  aktivitas  ekonomi  sebagai
              pekerja anak," ujarnya.

              International  Labour  Organization  (ILO)  dan  United  Nations  Children's  Fund  (UNICEF)
              melaunching laporan bersama pada 12 Juni 2020 dengan tajuk "COVID-19 dan pekerja anak
              mengungkapkan  bahwa  pandemi  COVID-19  mengakibatkan  peningkatan  kemiskinan  dan
              karenanya  akan  meningkatkan  pekerja  anak  mengingat  rumah  tangga  akan  menggunakan
              segala upaya agar dapat bertahan hidup.

              Dalam laporan ini mengingatkan bahwa "kenaikan satu persen dalam angka kemiskinan akan
              menyebabkan 0,7 persen peningkatan pekerja anak". Di samping itu SMERU Research Institute
              memproyeksikan kemiskinan meningkat menjadi 12,4 persen pada 2020 atau setara dengan
              33,4 juta orang.
              Berdasarkan  peringatan  ILO  &  Unicef  serta  proyeksi  kemiskinan  dari  SMERU  ini,  maka
              JARAK mengestimasi sekitar 11 juta anak rentan menjadi pekerja anak. Ini berarti bahwa Anak
              Indonesia  berada  pada  ancaman  menghadapi  risiko  yang  besar  untuk  terjerumus  menjadi
              pekerja anak karena kemiskinan memiliki andil besar terhadap terjadinya pekerja anak.
              Selain itu, anak perempuan memiliki kerentanan tinggi terhadap eksploitasi, baik dipekerjakan
              di pertanian, pekerja informal dan dipekerjakan di sektor rumah tangga, dan menghadapi risiko
              besar dalam eksploitasi seksual komersial.

              Hari Anak Nasional 2020 memberikan pesan yang kuat pada semua pihak untuk melakukan hal
              yang lebih dari biasanya, memberikan perhatian yang lebih dari biasanya, dan bekerja lebih
              keras lagi untuk anak Indonesia, karena resiko pandemi COVID-19 terhadap anak sangat besar
              dan berada dalam situasi ketidakpastian.
              Selain itu, pandangan anak harus diapresiasi dan diberi ruang untuk menyampaikan aspirasinya,
              seperti  hasil  Rembug  Forum  Anak  Desa  Gesang  Gemilang  dan  Forum  Anak  Desa  Jokarto,
              Kab.Lumajang, Jawa Timur, minggu, 21 Juni 2020) yang melahirkan 5 rekomendasi sebagai
              Suara Anak Indonesia yaitu:  Pertama  , kebutuhan untuk sinau atau belajar dengan cara tatap
              muka karena sinau daring selama masa pandemi dirasa tidak efektif karena berbagai sebab
                                                           182
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188