Page 161 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JUNI 2020
P. 161

"Penambahan kasus tertinggi masih dari Jawa Timur," jelas Yuri.

              Kemudian,  pasien  sembuh  menjadi  14.531  setelah  ada  penambahan  755  orang.  Sedangkan
              kasus meninggal menjadi 2.134 dengan penambahan 43 orang.

              Menurut Yuri, angka itu tidak tersebar merata di seluruh Indonesia. Ada beberapa wilayah yang
              memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, tetapi ada beberapa yang tidak melaporkan
              adanya penambahan kasus positif.

              "Kalau kita perhatikan dari data yang kita miliki, peningkatan tertinggi di Jawa Timur dengan
              penambahan 196 orang dan ada laporan sembuh 75 orang. Kemudian, Sulawesi Selatan 133
              orang konfirmasi positif kasus baru dan 36 sembuh," papar Yuri.

              DKI Jakarta mencatatkan 117 kasus konfirmasi baru. Di sisi lain, juga melaporkan 249 orang
              sembuh. Jawa Tengah dengan 113 pasien konfirmasi positif yang baru dan 20 kasus sembuh
              serta Kalimantan Selatan 70 kasus baru dan 30 pasien yang sembuh.
              Sementara itu, data provinsi lima besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah
              DKI Jakarta 8.978 orang, Jawa Timur (7.793), Sulawesi Selatan (2.840), Jawa Barat (2.604),
              dan Jawa Tengah (2.059).

              Selesaikan Dulu Masalah di Hilir  Setelah pemerintah mengendurkan aktivitas di tengah pandemi
              Covid-19, banyak orang yang cenderung beralih ke transportasi pribadi. Ketua Bidang Advokasi
              dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyatakan,
              rencana pemerintah menerapkan tatanan normal baru (new normal) membuat kebiasaan baru
              pula dalam hal mobilitas warga. Sebab, masyarakat tak hanya mengejar kecepatan, tapi juga
              kesehatan dalam kendaraan.

              "Mobilitas bukan hanya tanggung jawab Kementerian Perhubungan (Kemenhub, Red)," tutur
              Djoko kemarin. Saat ini, tambah dia, penanganan mobilitas warga baru sebatas di hilir.
              Misalnya  soal  kebijakan  yang  mengatur  batasan  kapasitas  penumpang  transportasi  umum.
              Kebijakan  mobilitas  yang  diterapkan  seolah  hanya  mengatur  kapasitas  dan  jumlah  moda
              transportasi.

              Djoko menegaskan, kebijakan mobilitas saat pandemi belum sampai mengatasi masalah hulu.
              Misalnya soal pembagian sif kerja. Pembagian sif kerja akan memudahkan pengaturan mobilitas
              dan kerumunan masyarakat.

              "Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dapat meminta Kementerian PAN-RB mengatur
              pola kerja aparatur sipil negara (ASN), Kementerian BUMN mengatur pola kerja pegawai BUMN,
              dan Kementerian Ketenagakerjaan mengatur pola kerja karyawan swasta," bebernya.

              Djoko  juga  mengatakan,  pandemi korona  mengakibatkan semua  industri  transportasi  babak
              belur. Saat ini Trans Jakarta, KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan transportasi lain
              mengalami penurunan jumlah penumpang yang luar biasa besar.

              "Sehubungan dengan ini, perlu kiranya agar dana buy the service yang seperti digagas Ditjen
              Perhubungan Darat dapat ditransfer menjadi dana jaring sosial industri transportasi agar tidak
              ada PHK masal," tuturnya.

              Untuk  membantu  pengusaha  transportasi  umum,  lanjut  Djoko,  dapat  dilakukan  kerja  sama
              dengan kalangan industri yang memiliki banyak pegawai. Skemanya, pengusaha transportasi
              umum diminta mengangkut para karyawan menuju kantor atau pabrik masing-masing. Pemilik
              industri dapat mengalihkan tunjangan transportasi pekerja untuk digunakan sewa bus.

                                                           160
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166