Page 158 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 SEPTEMBER 2021
P. 158

MARAK PHK SELAMA PANDEMI, KLAIM BP JAMSOSTEK BENGKAK JADI RP 26 T

              Pandemi  COVID-19  telah  meningkatkan  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  di  sektor
              ketenagakerjaan.  Hal  itu  membuat  klaim  atas  BPJS  Ketenagakerjaan  (BP  Jamsostek)
              membengkak khususnya program Jaminan Hari Tua (JHT).

              Direktur  Utama  BPJS  Ketenagakerjaan  Anggoro  Eko  Cahyo  mengatakan  sepanjang  Agustus
              2021, jumlah klaim dilaporkan mencapai Rp 26,14 triliun. Jumlah itu meningkat dari perkiraannya
              yang hanya mencapai Rp 23,26 triliun.

              "Kami melihat untuk klaim ini prognosa kami melebihi dari estimasi semula besarnya klaim 2021.
              Hal ini disebabkan dengan banyaknya pengangguran dan keluar dari pekerjaan, maka klaim JHT
              meningkat," kata Anggoro dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (15/9/2021).

              Sampai akhir 2021 diperkirakan klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 40,61 triliun dari
              perkiraan awal Rp 34,59 triliun. Jumlah itu terus mengalami kenaikan setiap tahunnya di mana
              2018 jumlah klaim Rp 27,6 triliun, 2019 Rp 29,7 triliun, dan 2020 Rp 36,45 triliun.

              Selain klaim JHT, Jaminan Kematian (JKM) juga diakui mengalami kenaikan selama pandemi
              COVID-19. "Tahun ini kita sudah memulai program beasiswa 2 orang anak bagi santunan bagi
              kematian," bebernya.

              Di sisi lain jumlah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan justru mengalami penurunan. Sebelum
              pandemi COVID-19 pada 2019 tercatat peserta aktif mencapai 34,17 juta, hingga per Agustus
              2021 ini hanya 29,2 juta.

              "Sejatinya ada pertumbuhan peserta baru 11,4 juta, namun memang jumlah yang keluar sebagai
              kepesertaan  juga  cukup  tinggi  akibat  peningkatan  pengangguran  dan  berhenti  bekerja,  jadi
              turunnya lebih banyak. Tetapi kami optimis akhir tahun kita bisa ada di angka 30 juta," bebernya.

              Dari sisi iuran, per Agustus 2021 ini mencapai Rp 50,32 triliun. Sampai akhir 2021 ditargetkan
              BPJS Ketenagakerjaan mengumpulkan iuran Rp 76,58 triliun.

              "Kami melihat iuran masih ontrack. Kalau mundur tiga tahun terakhir Desember 2018 total iuran
              Rp 65,1 triliun, Desember 2019 Rp 73,42 triliun, Desember 2020 turun sedikit Rp 73,26 triliun,"
              tandasnya.























                                                           157
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163