Page 167 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 DESEMBER 2021
P. 167
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, di tengah
gencarnya Indonesia dalam mendorong dan meningkatkan investasi ke dalam negeri, beragam
upaya dilakukan pemerintah dalam kerangka 'Reformasi Struktural' untuk tujuan tersebut.
Hanya saja, menurutnya, investor saat ini selain menilai dari prospek ekonomi, juga butuh
kepastian ketika ingin berinvestasi di suatu negara. Salah satu bentuk dari kepastian tersebut
adalah masalah ketenagakerjaan.
"Di antara yang dinilai misalnya kemampuan tenaga kerja, upah, dan juga tentu harmonisasi
antara pelaku usaha, pekerja, dan juga pemerintah," katanya kepada Kontan, Senin (6/12).
Yusuf menjelaskan, dengan saat ini gelombang hubungan industrial yang meningkat, dapat
diartikan bahwa ada potensi ketidakpastian kebijakan tenaga kerja di dalam negeri, karena unsur
pemerintah, pelaku usaha, dan pekerja belum satu suara dalam kebijakan ketenagakerjaan.
Menurutnya ini akan berpengaruh terhadap investor baru yang belum pernah berinvestasi di
Indonesia sebelumnya, sehingga akan ada pertimbangan kembali keinginan berinvestasi dari
mereka.
"Mungkin bagi negara yang sudah punya pengalaman berinvestasi dan juga modal yang di
Indonesia, kondisi ini bisa dimitigasi namun cerita berbeda jika investor berasal dari negara yang
relatif baru yang belum tahu kondisi mendalam di Indonesia, saya pikir akan mempertimbangkan
kembali keinginan mereka untuk berinvestasi," jelasnya.
Penyelarasan ketiga unsur ini dinilai Yusuf bukan pekerjaan yang mudah, tetapi perlu dilakukan.
Menurutnya, pemerintah sebagai penentu kebijakan tenaga kerja perlu ada kebijakan multisektor
yang berkaitan dengan ketenagakerjaan di dalam negeri. Kebijakan tersebut berkaitan dengan
moneter, fiskal, hingga pelatihan tenaga kerja.
"Misalnya, kebijakan fiskal perlu diarahkan kepada sektor usaha yang misalnya mengalami
kesulitan di tahun berjalan sehingga risiko tidak sepenuhnya ditanggung oleh pelaku usaha,"
ungkap Yusuf.
Selain itu, perlunya juga kebijakan moneter yang secara tidak langsung bisa memberikan peran
dengan menjaga stabilitas nilai tukar. Hal ini menurut Yusuf akan berefek pada pelaku usaha
yang berorientasi ekspor, mereka dapat mengkalkulasikan risiko mereka dengan cepat.
kebijakan moneter meskipun tidak secara langsung bisa memberikan peran dengan menjaga
stabilitas nilai tukar, sehingga pelaku usaha yang berorientasi ekspor juga bisa mengalkulasikan
risiko mereka dengan lebih tepat.
166

