Page 88 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 07 JANUARI 2019
P. 88

Warsem mengaku pernah meminta Nurhidayati melapor ke polisi, tetapi sang anak
               menolak. Bahkan, Nurhidayati menolak saran ibunda untuk pindah bekerja di
               Hongkong.

               "Anak saya tidak mau berurusan dengan polisi karena takut dipecat majikan. Dia
               sayang sama majikannya, gajinya juga bagus," jelas Warsem.

               Warsem mengatakan, di hotel, Nurhidayati bertemu Salim untuk membayar utang.
               Hal itu disampaikan sang anak kepada Warsem lewat telepon pada Minggu pagi.

               "Anak saya utang Rp 10 juta sama Salim dan sudah dibayar Rp 5 juta. Waktu ke
               hotel itu, anak saya janjian ketemuan di sana untuk melunasi sisa utangnya yang
               masih Rp 5 juta lagi," papar Warsem.

               Setelah melunasi utangnya, Nurhidayati menegaskan ingin mengakhiri hubungan
               mereka. Sang anak juga berencana pulang ke kampung halaman pada 15 Januari
               2019.

               "Kontrak kerjanya selesai, anak saya minta Salim tak lagi menemuinya. Ternyata
               anak saya dibunuh," ujar Warsem.

               Dari informasi yang didapat, Nurhidayati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di
               Singapura sejak 2012. Korban sudah tiga kali ganti majikan.

               Nurhidayati adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Menurut Warsem, Nurhidayati
               merupakan anak periang, centil, cerewet, dan menyenangkan.

               "Cuma sama saya teman curhatnya, apalagi setelah bercerai. Dia sempat bilang
               enggak mau buru-buru nikah lagi. Mau membesarkan anak dulu sampai lulus
               kuliah," kata Warsem.

               Ayah tiri korban Muradi mengatakan, Nurhidayati menjadi tulang punggung
               keluarga. Nurhayati mengatur sebagian besar keuangan keluarga Muradi dan
               Warsem dari Nurhidayati.

               Nurhidayati sempat menikah dengan seorang pria selama tujuh tahun, lalu cerai.
               Dari pernikahan itu dikaruniai anak bernama Wisnu Prayogi (11), kelas lima SD.

               "Anak saya sampai mampu membeli rumah dan tanah dan baru selesai direnovasi
               bulan Desember lalu. Kebetulan saya yang diserahi tanggung jawab merenovasi
               rumah sebelum anak saya datang," katanya.

               Menurut Muradi, sang anak masih punya keinginan membangun lagi rumah kecil
               untuk dirinya. Rumah tersebut akan dijadikan tempat menghabiskan masa tua
               Nurhidayati.

                                                       Page 87 of 109.
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93