Page 55 - kliping ketenagakerjaan 24 oktober 2019
P. 55

Dalam wawancara dengandi halaman Istana Negara, Jakarta (18/10), Menteri
               Ketenagakerjaan sebelumnya yakni Hanif Dhakiri membeberkan tiga kunci program
               pembangunan SDM yang akan digalakkan pemerintah ke depan.


               "Intinya bagaimana kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas sesuai
               dengan kebutuhan pasar kerja, atau sesuai dengan kebutuhan untuk mendorong
               wirausaha. Itu kunci pertama," kata Hanif yang juga politikus PKB itu.


               Menurut Hanif yang ingin mengajar purna menjabat menteri, kunci kedua adalah
               meningkatkan kuantitas SDM yang berkualitas di berbagai bidang untuk
               menggerakkan ekonomi.

               Selain itu, Hanif menyebut kunci ketiga adalah sumber daya manusia yang telah
               terbangun itu harus tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

               "Kalau sekarang kita melihat kepada gap antara satu daerah dengan yang lain.

               Mungkin di Jakarta banyak, tapi di daerah yang lain mungkin bisa kekurangan
               malah," ujar dia.

               Ia mengatakan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM akan menjadi daya saing
               Indonesia di kancah global. "Karena dengan begitu berarti produktivitas akan naik,"

               kata dia.

               Selain itu, Hanif juga menjelaskan tantangan di sektor ketenagakerjaan Indonesia,
               yakni ekosistem ketenagakerjaan yang harus lebih fleksibel.

               Ekosistem yang fleksibel itu, kata dia, mendorong penciptaan lapangan kerja yang
               lebih banyak dan berkualitas, lalu pembangunan SDM, baik skilling , upskilling ,
               maupun reskilling , perlu digenjot untuk memastikan kualitas SDM yang baik dan

               jumlah SDM yang memadai.

               "Para siswa atau perwakilan yang dikirim ke luar negeri seringkali mendapat medali
               di kompetisi internasional, tapi kualitas ini hanya dimiliki sebagian kelompok, karena
               58 persen kelompok kerja di Tanah Air hanya mengenyam pendidikan hingga SD

               atau SMP," katanya.

               Selain itu, jumlah tenaga kerja Indonesia yang punya keahlian dan dibutuhkan dunia
               industri masih kecil. "Investor alami kesulitan di daerah, butuh tukang las 100 orang
               saja susahnya setengah mati. Di Morowali nyari 2000 sopir truk, cuma 8 orang





                                                       Page 54 of 147.
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60