Page 113 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 113

Saat itu, Pemprov DKI menilai bahwa perekonomian di Jakarta mulai membaik meski sedang
              terdampak Pandemi COVID-19. Selain itu, ada sektor-sektor yang tetap tumbuh selama pandemi.
              Kemudian,  Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  melayangkan  surat  ke  Kementerian
              Ketenagakerjaan  meminta  revisi  kenaikan  UMP pada  22  November  lalu.  Pada  24  November,
              Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan keputusan terkait UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang
              Cipta Kerja.

              Kemudian, buruh dan serikat pekerja mengadakan demo besar-besaran menuntut kenaikan UMP
              pada 27 November.

              "Makanya  pak  Gubernur  menemui  buruh  dan  sudah  katakan  beliau  lagi  menunggu  jawaban
              Kemnaker," kata Andri dalam rapat tersebut.

              Ia mengungkapkan, pada 3 Desember dirinya sudah menanyakan terkait surat revisi UMP kepada
              Menteri  Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah.  Namun  Kemenaker  tidak  memberikan  jawaban,  dan
              dilimpahkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

              Eks Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI ini menekankan, dalam rentang waktu antara
              penetapan  dan  revisi  UMP  DKI,  pihaknya  terus  berkoordinasi  dengan  dewan  pengupahan,
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin).

              "Kami juga sudah bicara langsung dengan Apindo, KADIN. Bagaimana ini, tolong jawabannya,
              karena kita lagi menunggu. Termasuk juga dari serikat pekerja," jelasnya Selanjutnya, Pemprov
              meminta kajian dan hasil survei dari Bank Indonesia, rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait
              pertumbuhan ekonomi dan inflasi di angka 5,11 persen.

              "Jadi atas dasar itu, kami merevisi SK Gubernur dengan melakukan revisi UMP menggunakan
              data BPS 5,1," papar Andri.
              Lebih lanjut, Andri menambahkan, bila APINDO dan KADIN tetap mengikuti PP Nomor 36 Tahun
              2021 maka dipersilakan.

              Kendati demikian, Pemprov DKI Jakarta tetap berpegang pada revisi UMP yang baru. Seperti
              diketahui,  revisi  UMP  DKI  Jakarta  2022  menjadi  polemik  dan  mengundang  pro  kontra  dari
              berbagai pihak, khusunya Pengusaha dan Pemerintah.

              Pasalnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan menaikkan UMP 5,1 persen atau
              sebesar  Rp  225.667  dari  yang  sebelumnya  0,85  persen  atau  Rp  37.749.  Hal  ini  membuat
              pengusaha  kecewa  karena  dianggap  tidak  dilibatkan  dalam  pembahasan  revisi.  APINDO pun
              mengancam bakal melaporkan Anies ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

              [ros].


















                                                           112
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118