Page 118 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 118

PEMPROV DKI: KENAIKAN UMP 5,1 PERSEN DIPUTUSKAN BERSAMA

              Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi,  dan  Energi  (Disnakertransgi)  DKI  Jakarta  Andri
              Yansyah menegaskan, perubahan kenaikan upah minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta menjadi
              sebesar 5,1 persen tidak diputuskan sepihak. Keputusan tersebut melibatkan beberapa pihak,
              termasuk pengusaha.

              Andri  mengatakan,  sebelum  menetapkan  perubahan  kenaikan  UMP,  Pemerintah  Provinsi
              (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan pembicaraan di Dewan Pengupahan yang dihadiri oleh
              unsur pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja. "Tidak ada sepihak. Penetapan ini didasarkan
              pembicaraan  di  dewan  pengupahan  yang  dihadiri  oleh  unsur  pemerintah,  serikat,  dan
              pengusaha," ujar Andri di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (27/12).

              Andri  mengakui,  pada  saat  perundingan,  memang  tidak  ada  kesepakatan  antarunsur  terkait
              kenaikan UMP sebesar 5,1 persen. Meski begitu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tetap
              mengubah  kenaikan  UMP  menjadi  sebesar  5,1  persen  atau  senilai  Rp  225.667  berdasarkan
              sejumlah kajian.

              Kajian  tersebut  meliputi  kebijakan  Bank  Indonesia  (BI)  yang  memproyeksikan  pertumbuhan
              ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 4,7 persen sampai dengan 5,5 persen, prediksi
              inflasi yang akan terkendali sekitar 3 persen (2-4 persen) dan proyeksi Institute For Development
              of  Economics  and  Finance  (Indef)  yang  memproyeksikan  tingkat  pertumbuhan  ekonomi
              Indonesia tahun 2022 sebesar 4,3 persen.

              "Pak Gubernur sesuai dengan ketentuan harus menetapkan sepakat atau tidak sepakat, angka
              yang dirumuskan di depan dewan pengupahan antara pemerintah, asosiasi, dan serikat itu harus
              diputuskan," katanya.

              Andri mencontohkan, setiap tahun sebelum atau setelah pandemi Covid-19, kenaikan UMP selalu
              mendapatkan  penolakan  dari  pihak  terkait.  Meski  demikian,  Pemprov  DKI  harus  tetap
              memutuskan kenaikan besaran UMP sesuai dengan kajian.

              "Selama  ini  tidak  ada  kesepakatan,  bukan  hanya  tahun  2022,  ini  tahun  kemarin  2021  ada
              kesepakatan  enggak  ?  Tidak.  Artinya  kami  tetap  melibatkan  dewan  pengupahan,  tetapi
              kesepakatan untuk tidak sepakat dalam setiap kali dewan pengupahan itu tetap dilaksanakan,"
              ujar Andri.

              Karena itu, Andri Yansyah menegaskan, keputusan Pemprov DKI Jakarta mengubah kenaikan
              UMP tahun 2022 sebesar 5,1 persen sudah final. Dia menyebutkan, pihaknya tidak akan merevisi
              besaran kenaikan UMP DKI Jakarta sebesar 5,1 persen atau senilai Rp 225.667.

              Pemprov DKI Jakarta telah menerbitkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1517
              tentang UMP Tahun 2022 yang diteken Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 16 Desember
              2021. SK tersebut resmi berlaku mulai 1 Januari 2022.
              Andri  menjelaskan,  dalam  SK  tersebut  ada  kebijakan  kenaikan  UMP  sebesar  5,1  hanya  bagi
              sektor usaha yang mengalami pertumbuhan saat pandemi Covid-19. "5,1 tidak direvisi kembali,
              tetapi  dalam  SK  tersebut  diberikan  ruang  terhadap  perusahaan-perusahaan  yang  tidak
              mengalami pertumbuhan pada saat pandemi Covid-19," ujarnya.
              Meski begitu, Andri belum bisa menjelaskan nilai kenaikan UMP DKI Jakarta Tahun 2022 bagi
              sektor yang terdampak Pandemi Covid-19. "Bagi pengusaha yang memang nggak tumbuh akan
              dibahas lagi di Dewan Pengupahan," katanya.




                                                           117
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123