Page 28 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 28

IRONI KENAIKAN UMP JAKARTA, ANIES LANGGAR PP PENGUPAHAN TAPI BAKAL
              SANKSI PENGUSAHA PELANGGAR ATURANNYA
              Gubernur  DKI  Jakarta  Anies  Baswedan  berkukuh  tidak  akan  menarik  revisi  kenaikan  upah
              minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2022 dari 0,8 persen menjadi 5,1 persen. Dengan
              kenaikan 5,1 persen, UMP Jakarta 2022 ditetapkan Rp 4.641.854.

              Ketetapan revisi kenaikan UMP sudah dia teken pada 16 Desember 2021 dan mulai tersebar
              pada 27 Desember 2021, setelah Komisi B DPRD DKI Jakarta memaksa meminta keputusan
              gubernur  terkait  revisi  UMP  tersebut  kepada  Kepala  Dinas  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi,  dan
              Energi DKI Jakarta Andri Yansyah.

              Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1517 Tahun 2021 itu menetapkan kenaikan UMP Jakarta
              tahun 2022 sebesar 5,1 persen.

              Dalam keputusan itu, Anies mengancam akan memberikan sanksi sesuai ketentuan perundang-
              undangan kepada para pengusaha yang tidak menaikkan UMP sesuai keputusannya.

              Kebijakan Anies terkait revisi UMP Jakarta 2022 tersebut ditentang oleh pemerintah pusat, dalam
              hal ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).

              Andri Yansyah menyebutkan, Pemprov DKI mendapatkan surat balasan dari Kemenaker yang
              berisi  peringatan  tidak  membelot  dari  Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2021  tentang
              Pengupahan, aturan turunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
              Sebagai  informasi,  Anies  mulanya  menyurati  Kemenaker  pada  22  November  2021,  meminta
              formula penghitungan UMP Jakarta ditinjau ulang, lalu Anies mengeluarkan keputusan gubernur
              soal  revisi  kenaikan  UMP  pada  16  Desember  2021  sebelum  menerima  surat  balasan  dari
              Kemenaker.
              "Keluar surat jawaban dari Kemenaker tanggal 18 Desember, intinya tetap bahwa penetapan
              upah minimum mengacu pada PP 36," kata Andri.

              Pemprov  DKI  Jakarta,  kata  Andri,  tak  menanggapi  surat  balasan  Kemenaker  karena  sudah
              telanjur merevisi kenaikan UMP menjadi 5,1 persen.

              Andri mengatakan, kenaikan UMP 5,1 persen tidak mungkin diubah kembali.
              "Tidak ada kemungkinan direvisi lagi," ujar dia.

              Dalam Keputusan Gubernur Nomor 1517 Tahun 2021, Anies sama sekali tidak menggunakan PP
              Nomor 36 Tahun 2021 sebagai dasar hukum penetapan upah.

              Dasar  hukum  yang  digunakan  Anies  adalah  Undang-Undang  Nomor  29  Tahun  2007  tentang
              Pemerintahan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia.
              Dasar hukum kedua, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang
              telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Cipta Kerja.

              Dasar  hukum  ketiga  yaitu  Undang-Undang  Nomor  30  Tahun  2014  tentang  Administrasi
              Pemerintahan yang telah diubah dengan Undang-Undang Cipta Kerja.

              Keputusan  Gubernur  Anies  tidak  sesuai  ketentuan  PP  36  Tahun  2021  ini  diakui  oleh  Wakil
              Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pekan lalu.





                                                           27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33