Page 344 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 DESEMBER 2021
P. 344
pemulihan ekonomi, pandemi, dan lain-lain. Maka sebenarnya wajar kalau Apindo menyatakan
keberatannya. Karena memang tidak mungkin mereka menyetujui itu.
Kemudian keputusan Pemprov DKI itu ke depan bisa saja digugat pengusaha. Dan sepertinya
memang sudah dijalankan. Padahal di satu sisi kenaikan upah menjadi pelepas dahaga para
buruh. Ada perhatian yang diberikan pemerintah daerah kepada
sulit, harga kebutuhan meninggi maka wajar kemudian Pemrov DKI menaikkannya. Tapi
keberpihakan itu tentu rawan gugatan dan proses hukum. Kita tunggu saja endingnya. Namun
buruh di daerah lain pun akhirnya melihat memang ada peluang kenaikan upah.
Di beberapa daerah tetangga ibukota, para buruh terus bergerak menuntut haknya. Meminta
kesetaraan dan kesesuaian upah. Intinya mereka tak akan bisa terima dengan upah yang naik
Rp20.000-an dari angka sebelumnya. Tentu saja permintaan ini
Kelihatannya sampai melewati Hari Natal ini aksi buruh di Sumut adem saja. Sepertinya memang
sudah merasa cukup dengan kenaikan upah yang Rp23.000 untuk tahun depan. Mungkin tetap
ada penolakan, tapi bisa saja ada beberapa pemikiran yang membuat situasi di daerah ini tidak
bergejolak.
bertentangan dengan pengusaha. Sekali lagi pengusaha akan menyampingkan bahkan tak akan
menggubris atas usul kenaikan buruh. Lagi-lagi alasannya pandemi.
Maka aksi buruh makin meluas. Sampai kemudian ada seorang kepala daerah yang menyatakan
staf-nya sempat 'dicekik' buruh saat menyampaikain aspirasinya pekan lalu. Situasi panas
kelihatannya akan berlanjut. Di Jawa tuntutan itu semakin kencang. Bagaimana dengan Sumut?
Pertama para buruh memahami kondisi pengusaha yangkonon katanya terimbas hebat pandemi
Kedua, para buruh sudah bersyukur dengan kenaikan tersebut karena mau dipaksakan
bagaimana pun tak akan terpenuhi. Ketiga upah yang sekarang sudah mencukupi karena di
Sumut tidak terjadi kenaikan harga kebutuhan. Ketiga ini asumsi saja Karena sudah sampai akhir
tahun komponen buruh seperti sudah menerima keputusan tersebut.
Pengusaha di Sumut patut bersyukur karena aksi buruh di daerah ini tidak meluas. "Rintutan
juga tidak berkepanjangan atau setiap hari demo menuntut kenaikan upah. Karena memang jika
pun dipaksakan yang ada malah sebagian akan dirumahkan.
Yang lucu nanti, misalnya upah akhirnya dikoreksi untuk dinaikkan sedikit, lalu berimbas ke
kawan-kawan kita yang ikut demo. Mereka dirumahkan, dipecat atau di PHK. Tapi sebagian lain
yang tak ikut demo tetap bekerja dan mereka menikmati kenaikan tambahan upah hasil
perjuangan dari kawan-kawan yang ikut demo. Ironi.
"Kelihatannya sampai melewati Hari Natal ini aksi buruh di Sumut adem saja. Sepertinya memang
sudah merasa cukup dengan kenaikan upah yang Rp23.000 untuk tahun depan. Mungkin tetap
ada penolakan, tapi bisa saja ada beberapa pemikiran yang membuat situasi di daerah ini tidak
bergejolak."
343

