Page 374 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 DESEMBER 2021
P. 374

Tertentu,  Alih  Daya,  Waktu  Kerja  dan  Waktu  Istirahat  dan  Pemutusan  Hubungan  Kerja  (PP
              PKWT-PHK).
              Sebagaimana diketahui, PP No 35/2021 yang merupakan turunan dari UU Cipta Kerja dan mulai
              berlaku  pada  2  Februari  2021  ini  telah  ditandatangani  oleh  Presiden  Joko  Widodo.  PP  ini
              mengatur tentang ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dijelaskan mulai dari Pasal
              36 hingga Pasal 59 PP No 35/2021.

              Menteri  Koordinator  Bidang  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  mengatakan  pemerintah
              memastikan  para  pekerja  atau  buruh  tetap  terlindungi  kepentingannya,  menyusul
              dirampungkannya  aturan  turunan  dari  Undang-undang  Nomor  11 Tahun  2020  tentang  Cipta
              Kerja.

              "Kami mengharapkan aturan ini dapat membantu menanggulangi dampak pandemi COVID-19
              terhadap kesejahteraan para pekerja. Selain itu, di dalam UU Cipta Kerja juga diperjelas dan
              dipertegas ketentuan mengenai penggunaan tenaga kerja asing (TKA) yang diperlukan hanya
              untuk  alih  keahlian/keterampilan  dan  teknologi  baru,  serta  pelaksanaan  investasi,"  jelas
              Airlangga dalam keterangan tertulis, Jumat (10/12/2021).

              Airlangga menambahkan UU Cipta Kerja menyebut bahwa korban pemutusan hubungan kerja
              atau  PHK  akan  mendapatkan  manfaat.  Mulai  dari  uang  tunai,  akses  informasi  kerja,  serta
              pelatihan kerja.

              "Bila terjadi PHK maka UU Cipta Kerja menjamin manfaat berupa peningkatan kompetensi atau
              up-skilling, serta ada akses untuk pekerjaan baru," imbuhnya.

              Menurutnya, UU Cipta Kerja berarti memberikan program baru sesuai undang-undang untuk
              melindungi pekerja yang menjadi korban PHK, yakni berupa jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).

              Adapun uraian tentang JKP tertuang dalam pasal 46A UU Cipta Kerja yang merevisi UU Nomor
              40  Tahun  2004  tentang  Sistem  Jaminan  Sosial  Nasional  (SJSN).  Dalam  pasal  yang  sama,
              disebutkan  bahwa  program  Jaminan  Kehilangan  Pekerjaan  ini  akan  dikelola  oleh  Badan
              Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

              Menurut  Airlangga,  pada  tahap  awal,  sumber  pendanaan  JKP  berasal  dari  anggaran  negara
              (pemerintah). Selanjutnya, sumber iuran JKP akan mengandalkan rekomposisi iuran program
              jaminan sosial dan dana operasional BPJS Ketenagakerjaan.

              Sementara  itu,  Dirjen  PHI  &  Jamsos  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Indah  Anggoro  Putri
              menegaskan bahwa JKP lahir dari UU Cipta Kerja. Dalam webinar 'Jaminan Kehilangan Pekerjaan,
              Pelindungan Pekerja Tanpa Khawatir Tidak Bekerja', Putri mengatakan hampir seluruh negara
              maju telah memiliki program serupa.

              Namun, program JKP yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dan Kemenaker lebih
              komprehensif karena memiliki tiga manfaat yang terdiri dari uang tunai, akses informasi pasar
              kerja, dan pelatihan kerja.

              "Tidak  bisa  kita  hindari  tidak  ada  PHK,  tetapi  kita  berjuang  untuk  mengurangi  jumlahnya.
              Kalaupun terjadi PHK, inilah JKP hadir," ujar Putri.

              Sebagai informasi, pemerintah telah menyelesaikan 52 peraturan pelaksanaan yang terdiri dari
              48  PP  dan  4  Peraturan  Presiden  (Perpres)  yang  disusun  bersama-sama  oleh  20
              kementerian/lembaga  sesuai  klasternya  masing-masing.  Secara  substansi,  peraturan
              pelaksanaan  tersebut  dikelompokkan  dalam  11  klaster  pengaturan,  dan  klaster  4  tentang
              ketenagakerjaan memiliki turunan (aturan pelaksanaan) berupa empat peraturan pemerintah.

                                                           373
   369   370   371   372   373   374   375   376   377   378   379