Page 228 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2021
P. 228

PEKERJA MINTA GUBERNUR TETAPKAN UPAH MINIMUM SESUAI KONDISI RIIL
              EKONOMI
              JAKARTA  -  Kalangan  pekerja  menilai  penetapan  upah  minimum  provinsi  (UMP)  2022  harus
              menjadi kewenangan penuh gubernur setiap provinsi, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
              Undang No. 11/2020 tentang Cipta Kerja.

              Pemerintah pusat diharapkan tak mengintervensi proses penetapan upah minimum 2022 yang
              mulai mengacu pada regulasi baru Peraturan Pemerintah No. 36/2021 tentang pengupahan.

              "Saya mendorong para gubernur untuk menetapkan UMP berdasarkan kondisi riil wilayahnya.
              Kalaupun  ada  rumus-rumus  dalam  PP  No.  36/2021  maka  ketentuan  tersebut  hanya  sebatas
              acuan  dan  imbauan  saja,  bukan  sebagai  rumus  yang  mengatur  100  persen  kewenangan
              gubernur,"  kata  Sekretaris  Jenderal  Organisasi  Pekerja  Seluruh  Indonesia  (OPSI)  Timboel
              Siregar, Senin (15/11/2021).

              Dia  mengatakan  para  gubernur  memiliki  kepentingan  dalam  penetapan  UMP  maupun  upah
              minimum  kabupaten/kota  (UMK)  untuk  mendukung  konsumsi  masyarakat  di  wilayahnya.
              Kenaikan upah minimum bisa meningkatkan daya beli pekerja dan mendukung pertumbuhan
              ekonomi.

              Timboel  menilai  variabel-variabel  yang  dipakai  dalam  rumus  penetapan  UMP  dan  UMK  yang
              mengacu pada PP No. 36/2021 bisa menurunkan rata-rata konsumsi per kapita. Di sisi lain, rata-
              rata  jumlah  anggota  keluarga  dan  rata-rata  jumlah  anggota  keluarga  yang  bekerja  setiap
              tahunnya tidak berubah secara signifikan.

              "Kondisi ini akan menyebabkan nilai batas atas upah minimum cenderung turun," paparnya.

              Nilai batas atas yang relatif turun, lanjutnya, berdampak pada tingkat kenaikan UMP yang berada
              di  bawah  nilai  inflasi.  Hal  ini  terlihat  dari  simulasi  kenaikan  UMP  dan  UMK  2022  yang
              menunjukkan mayoritas penyesuaian upah berada di bawah 1 persen.

              "Rumus baru menyebabkan kenaikan di bawah 1 persen atau tidak naik sama sekali. Sementara
              nilai inflasi di atas 1 persen. Pastinya daya beli buruh dan keluarganya akan menurun. Upah
              buruh tergerus inflasi," kata Timboel.

              Karena itu, dia berharap para gubernur bisa menjalankan kewenangan sesuai UU Cipta Kerja
              dan melihat kondisi wilayahnya secara objektif. Kepala daerah diminta tidak terpaku menaati
              rumus dalam PP No. 36/2021.

              UMP 2022 sendiri ditetapkan pada nilai tertentu di antara batas atas dan batas bawah pada
              wilayah bersangkutan dengan menggunakan formula penyesuaian sebagaimana diatur dalam PP
              No. 36/2021. Penyesuaian UMP tidak boleh melampaui batas atas.
              Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemenaker
              Indah Anggoro Putri mengatakan UMP 2022 di 4 provinsi akan sama dengan 2021 karena nilainya
              telah melampaui batas atas upah minimum.

              Keempat  provinsi  tersebut  adalah  Sumatra  Selatan  (Rp3.144.1446),  Sulawesi  Utara
              (Rp3.310.723), Sulawesi Selatan (Rp3.165.876), dan Sulawesi Barat (Rp2.678.863).

              "Empat provinsi ini nilai upah minimumnya sudah melebihi batas atas. Kalau dinaikkan lagi dia
              akan makin melambung tidak bagus," katanya.





                                                           227
   223   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233