Page 255 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2021
P. 255

buruh. Dijelaskan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, penetapan upah minimum
              menggunakan PP 36/2021 bertujuan untuk meminimalisir kesenjangan antarwilayah.


              TOLAK REQUEST BURUH, MENAKER BEBERKAN ALASAN PATOK UPAH PAKAI
              OMNIBUS LAW

              Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  menolak  penetapan  upah  minimum  2022
              menggunakan formula pada Undang-undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              dan peraturan turunnya, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan
              digunakan untuk penetapan UMK 2022.

              Namun, pemerintah tidak bisa memenuhi permintaan buruh. Dijelaskan Menteri Ketenagakerjaan
              (Menaker) Ida Fauziyah, penetapan upah minimum menggunakan PP 36/2021 bertujuan untuk
              meminimalisir kesenjangan antarwilayah.

              "Terkait dengan aspirasi para pekerja atau buruh yang menginginkan adanya kenaikan upah
              yang lebih tinggi, saya perlu sampaikan bahwa kebijakan pengupahan di tahun 2021 ini kita
              sudah mengacu dengan PP 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, yang sebenarnya ini adalah
              salah satu kebijakan yang justru berimbang untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah yang
              upah minimumnya tinggi dan ada upah minimum wilayah yang rendah," katanya dalam rapat
              kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/11/2021).

              "Dan  sebenarnya  filosofinya  adalah  terwujudnya  keadilan  antarwilayah,  dan  saya  juga  ingin
              sampaikan bahwa kebijakan penetapan upah minimum merupakan program strategis nasional
              karena ini digunakan sebagai salah satu instrumen pengentasan kemiskinan," sambung Ida.

              Formula  upah  minimum  mengacu  PP  36/2021,  lanjut  dia  adalah  untuk  memacu  laju
              pertumbuhan upah minimum di wilayah-wilayah yang capaian upah minimumnya relatif rendah
              dibandingkan rata-rata konsumsi wilayah tersebut. Dengan kata lain, jangan sampai ada upah
              yang di bawah batas bawah.

              "Kemudian juga kita terus harus mengendalikan atau menahan laju pertumbuhan upah minimum
              di  wilayah-wilayah  yang  capaian  upah  minimumnya  relatif  tinggi  dibandingkan  rata-rata
              konsumsi wilayah tersebut," lanjutnya.

              Jadi, dilakukanlah penyesuaian penetapan upah minimum tahun 2022 dengan ada batas atas
              dan batas bawah pada wilayah yang bersangkutan. Formula batas atas dan batas bawah tidak
              ada di aturan yang lama, yaitu PP 78 Tahun 2015.

              "Batas atas dan batas bawah kita perkenalkan sekali lagi untuk mengurangi kesenjangan upah
              minimum wilayah sehingga terwujudnya keadilan antarwilayah. Jadi nanti kalau yang atas sudah
              tinggi naik terus sama antara yang bawah ini naik tapi tidak bisa mengejar, tidak akan pernah
              ketemu pada titik yang ideal," tutur Ida.

              Dia menambahkan, PP 36 Tahun 2021 bertujuan untuk mengurai kesenjangan upah minimum
              sehingga  terwujud  keadilan  antarwilayah,  dan  kenaikan  upahnya  dihitung  berdasarkan
              pertumbuhan ekonomi atau inflasi masing-masing wilayah.









                                                           254
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260