Page 90 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 NOVEMBER 2021
P. 90

Adapun  peningkatan  tren  positif  IPK  tergambar  dari  kondisi  keberhasilan  pembangunan
              ketenagakerjaan  secara  komposit  yang  mencakup  sembilan  indikator  utama  pembangunan
              ketenagakerjaan.

              "Indikator  ini  merujuk  pada  UU  Nomor  13  Tahun  2003  dan  telah  diintegrasikan  dengan
              komponen SDGs (Sustainable Development Goals) di bidang ketenagakerjaan, khususnya pada
              agenda pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak," ujar Ida dalam keterangan tertulis,
              Senin (15/13/2021).

              Hal ini ia sampaikan dalam Raker dengan Komisi IX DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta,
              Senin (15/11/2021). Lebih lanjut Ida mengatakan SDGs merupakan suatu rencana aksi global
              yang  disepakati  oleh  para  pemimpin  dunia,  termasuk  Indonesia.  Hal  ini  bertujuan  untuk
              mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan.

              Dengan  mengintegrasikan  SDGs  ke  dalam  IPK,  kata  Ida,  maka  hasil  pengukuran  IPK  dapat
              digunakan  untuk  pencapaian  SDGs.  Adapun  sembilan  indikator  utama  IPK  tersebut  yakni
              pertama, perencanaan tenaga kerja tahun 2019 sebesar 8,17 persen, dan meningkat pada tahun
              2020 menjadi 8,63 persen. Kedua, penduduk dan tenaga kerja pada 2019 sebesar 6,29 persen
              naik menjadi 6,68 persen.

              Ketiga, kesempatan kerja dari 10 persen di tahun 2019 menjadi 10,3 persen di tahun 2020.
              Keempat, IPK pelatihan dan kompetensi kerja di tahun 2019 sebesar 8,1 persen meningkat jadi
              10,26 persen. Kelima, produktivitas tenaga kerja naik dari 4,33 persen menjadi 5,08 persen.
              Keenam, hubungan industrial tahun 2019 sebesar 3,52 persen naik menjadi 3,63 persen.

              Ketujuh, kondisi lingkungan kerja sebesar 3,34 persen di tahun 2019 naik menjadi 5,24 persen
              di  tahun  2020.  Terakhir,  pengupahan  dan  kesejahteraan  pekerja  tahun  2019  sebesar  8,88
              persen, turun menjadi 8,59 persen dan IPK jaminan sosial tenaga kerja sebesar 8,44 persen di
              tahun 2019 menjadi 9,51 persen di tahun 2020.

              "Tujuan  pembangunan  ketenagakerjaan  berdasarkan  UU  13  Tahun  2003  adalah
              memberdayakan  dan  mendayagunakan  tenaga  kerja  secara  optimal  dan  manusiawi,
              mewujudkan  pemerataan  kesempatan  kerja  dan  penyediaan  tenaga  kerja  sesuai  kebutuhan
              pembangunan  nasional  dan  daerah,  memberikan  perlindungan  kepada  tenaga  kerja  dalam
              mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya,"
              katanya.
              Adapun  pengukuran  IPK  ini  juga  memiliki  lima  tujuan.  Pertama  untuk  mengetahui  hasil
              pembangunan ketenagakerjaan, secara keseluruhan maupun program di setiap daerah. Kedua,
              untuk menyusun peta pembangunan ketenagakerjaan.

              Ketiga,  sebagai  bahan  evaluasi  dan  penyusunan  kebijakan  dan  program  pembangunan
              ketenagakerjaan. Keempat, sebagai dasar pembinaan pembangunan ketenagakerjaan di daerah.
              Kelima, sebagai dasar pengusulan program pembangunan ketenagakerjaan.
















                                                           89
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95