Page 120 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 JUNI 2020
P. 120
Said Iqbal menyesalkan masuknya TKA China ke Indonesia di tengah pandemi covid-19 dan
jutaan orang yang kehilangan pekerjaan.
Menurutnya, kedatangan TKA tersebut menciderai rasa keadilan pekeija lokal dan rakyat
Indonesia. Seharusnya, lapangan pekerjaan yang tersedia diberikan sepenuhnya kepada warga
negara Indonesia.
BURUH:PULANGKAN TKA CHINA
Sejumlah buruh yang tergabung dalam sejumlah organisasi meminta agar pemerintah bersikap
tegas dengan kedatangan 105 TKA China. Para buruh siap menolak kedatangan ratusan buruh
tersebut karena bisa mengundang kcemburuan bagi buruh nasional. Karena merasa ada
diakriminasi dalam mengatur buruh asing Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI)
Said Iqbal menyesalkan masuknya TKA China ke Indonesia di tengah pandemi covid-19 dan
jutaan orang yang kehilangan pekerjaan.
Menurutnya, kedatangan TKA tersebut menciderai rasa keadilan pekeija lokal dan rakyat
Indonesia. Seharusnya, lapangan pekerjaan yang tersedia diberikan sepenuhnya kepada warga
negara Indonesia.
"Kalau alasan masuknya ratusan TKA tersebut dibutuhkan keahliannya, saya kurang
sependapat. Karena PT Virtue Dragon Nickel In-dustiy sendiri sudah cukup lama ada di Konawe,
Sulawesi Tenggara," ujar Said Iqbal di Jakarta, Minggu (28/6/2020).
Said menilai, dengan masuknya kembali TKA China maka artinya selama ini perusahaan dan
pemerintah gagal
memenuhi persyaratan bahwa TKA yang bekerja di Indonesia harus tenaga ahli dan melakukan
transfer of khowledge dan transfer ofjob. Padahal di dalam UU No 13 Tahun 2003 sudah
diamanatkan, setiap 1 orang TKA wajib ada pendamping 10 orang pekerja lokal. Apabila selama
ini TKA yang bekerja di sana ada pendamping tenaga kerja lokal dan terjadi transfer
pengetahuan, maka pekerjaan yang ada seharusnya sudah bisa dikerjakan tenaga kerja lokal.
Sehingga tidak perlu lagi mendatangkan TKA.
"Bagi kami, hal itu merupakan pelanggaran terhadap ketentuan hukum yang mengatur
mengenai penggunaan tenaga kerja asing. Pelanggaran yang lain, seharus TKA bisa berbahasa
Indonesia. Karena tidak bisa berbahasa Indonesia, hal ini akan menyulitkan dalam
berkomunikasi, dalam rangka melakukan transfer of kno wledge tadi," ujarnya.
"Saya tidak yakin lulusan dari UI, ITB, dan kampus-kampus ternama di Indonesia tidak mampu
memenuhi skill yang dibutuhkan di sana," tambahyan.
Oleh karena itu, sambung Said, pihaknya meminta kepada pemerintah agar menarik kembali
TKA yang sudah datang dalam gelombang pertama, serta membatalkan masuknya 500 TKA
China. Apalagi mahasiswa dan masyarakat sudah melakukan protes terkait masuknya TKA
tersebut.
"Di tengah pandemi dan banyak buruh yang kehilangan pekerjaan, mengapa TKA justru
diizinkan bekerja di Indonesia? Bukankah akan lebih baik jika pekerjaan tersebut diberikan untuk
rakyat kita sendiri," pungkasnya.
Ironis dan Kacau
119