Page 71 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 OKTOBER 2019
P. 71
Menurutnya, usia tak produktif pun masih bisa memperoleh Kartu Pra Kerja apabila
orang tersebut masih membutuhkan keterampilan untuk bekerja.
"Lah kalau misalnya dia nggak punya skill dan dia butuh kerja, mau dibiarkan mati
dia?" imbuhnya.
Bagi WNI yang memenuhi syarat usia maupun gelar pendidikan di atas dan
merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK), maupun yang ingin
meningkatkan skill atau keterampilan sesuai kebutuhan industri juga dapat
memperoleh Kartu Pra Kerja.
Setelah itu, cara yang harus ditempuh masyarakat untuk memperoleh Kartu Pra
Kerja yakni mendaftar pada aplikasi yang disediakan oleh pemerintah. Nantinya,
para peserta akan mengisi biodata diri, minat keterampilan, hingga menjawab
beberapa pertanyaan yang akan diseleksi oleh project management officer (PMO).
Hanif menjelaskan, PMO adalah tim yang berperan aktif dalam pelaksanaan
program Kartu Pra Kerja ini. Nantinya PMO akan terdiri dari Kementerian/Lembaga
(K/L) terkait, para pelaku industri tanah air dan lembaga pelatihan dan kejuruan
(LPK).
"PMO itu seperti tim, project management officer, itu panitia. Kalau panitia itu pasti
orang, tapi latar belakangnya dari mana saja itu bisa, tapi bukan masalah
kelembagaannya dari mana saja. Kelembagaannya, jadi mitra-mitra. Justru malah
kita dorong dari profesional, biar agak lain, tidak business as usual," jelas dia.
Perlu diketahui, rencananya insentif atau 'gaji' yang akan diberikan pemerintah
berada pada kisaran Rp 300.000-500.000. Insentif tersebut akan diberikan kepada
para pengangguran yang mengikuti program Kartu Pra Kerja. Adapun program
tersebut akan diberikan selama dua sampai tiga bulan dan ditujukan kepada 2 juta
masyarakat.
Page 70 of 100.