Page 63 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 SEPTEMBER 2021
P. 63

Ringkasan

              Direktur  Jenderal  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja  (PHI-
              Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ), Indah Anggoro Putri, mengatakan, sektor
              kelapa sawit merupakan merupakan salah satu sektor industri yang berperan penting terhadap
              perekonomian  Indonesia.  Maka  Kemnaker  terus  mengupayakan  terwujudnya  hubungan
              industrial  yang  harmonis  dan  berkeadilan  di  sektor  kelapa  sawit  guna  meningkatkan
              kesejahteraan pekerja di sektor tersebut.



              KEMNAKER UPAYAKAN KESEJAHTERAAN BAGI PEKERJA SEKTOR KELAPA SAWIT

              Jakarta - Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
              (PHI-Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan ( Kemnaker ), Indah Anggoro Putri, mengatakan,
              sektor kelapa sawit merupakan merupakan salah satu sektor industri yang berperan penting
              terhadap perekonomian Indonesia.

              Maka  Kemnaker  terus  mengupayakan  terwujudnya  hubungan  industrial  yang  harmonis  dan
              berkeadilan di sektor kelapa sawit guna meningkatkan kesejahteraan pekerja di sektor tersebut.

              "Ini dikarenakan sektor kelapa sawit identik dengan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga
              kerja dengan tingkat mayoritas pendidikan rendah," kata Dirjen PHI Jamsos, Indah Anggoro Putri
              saat  memberikan  arahan  secara  virtual  pada  Dialog  Undang-Undang  Cipta  Kerja  Klaster
              Ketenagakerjaan Bidang Persyaratan Kerja Pada Sektor Sawit di Jakarta, Selasa (14/9/2021).

              Dirjen  Putri  menjelaskan,  data  Kementerian  Pertanian  (Kementan)  tahun  2019  menunjukkan
              jumlah petani kelapa sawit sebanyak 2,67 juta orang dan jumlah tenaga kerja sebanyak 4,42
              juta pekerja. Jumlah tersebut terdiri dari 4 juta atau 90,68 persen pekerja kelapa sawit besar
              swasta nasional; 321 ribu atau 7,26 persen pekerja kelapa sawit besar milik negara; dan 91 ribu
              atau 2,07 persen pekerja kelapa sawit besar milik swasta asing.

              Menurutnya, hubungan kerja pekerja/buruh sektor perkebunan sawit sebagian besar dilakukan
              dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), termasuk di dalamnya pekerja harian.

              "Ini berdampak pada perlindungan dan syarat kerjanya tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
              (PKWT), Alih Daya, Waktu Kerja, Waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja," ujarnya.

              Selain itu, berdasarkan data BPS bulan November tahun 2020, jumlah total luas area kelapa
              sawit di Indonesia mencapai sekitar 14,60 juta hektar. Dari luasan tersebut, Perkebunan Besar
              Negara  (PBN)  memiliki  sebagian  kecil  yaitu  614.756  hektar  atau  4,29  persen;  sementara
              sebagian besar diusahakan oleh Perusahaan Besar Swasta (PBS) yaitu sebesar 55,09 persen atau
              seluas 7.892.706 hektar dari total produksi minyak sawit Indonesia.
              "Oleh karena itu, sektor kelapa sawit menjadi salah satu isu hubungan industrial yang perlu
              diperhatikan, khususnya mengenai perlindungan tenaga kerjanya," kata Dirjen Putri.

              Lebih  lanjut,  Dirjen  Indah  menyebut  Pemerintah  berkepentingan  agar  produk-produk  hasil
              industri  dapat  diterima  secara  kompetitif  di  pasar  global.  Dalam  konteks  ini  beberapa
              pembeli/buyers terkadang menghendaki adanya standar-standar produksi yang harus dipenuhi
              oleh perusahaan atau industri.

              "Terkait sektor ketenagakerjaan perlu adanya penerapan standar kerja layak (decent work) di
              sektor kelapa sawit," imbuhnya.

              hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

                                                           62
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68