Page 70 - e-Kliping Ketenagakerjaan 16 Januari 2019
P. 70
Tony mengklaim, 92 persen yang di-PHK, telah menerima dan menyepakati untuk
mengakhiri hubungan kerja. "Mereka telah mendapatkan hak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan," tandasnya.
Tony menambahkan, perusahaannya saat ini sedang menghadapi masalah besar
terkait bisnis, sehingga perlu mengambil langkah efisiensi yang bertujuan untuk
keberlangsungan usaha.
Memburuknya kinerja perusahaan sejak kuartal III 2018, lanjut dia, menjadi salah
satu alasan perusahaan melakukan PHK. Toko yang rugi tidak mungkin menanggung
beban jika tidak ada keuntungannya. "Kami juga sudah mengeluarkan surat kepada
karyawan yang tokonya ditutup," ucapnya.
Dia mengatakan, perusahaannya menanggng kerugian Rp 163 miliar pada kuartal
ketiga tahun 2018. Lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2017, sebesar Rp 79
miliar. "Dengan penutupan gerai, perusahaan dapat lebih stabil dan karyawan
mendapatkan dampak yang positif," klaimnya.
Kendati banyak ditutup, Tony menegaskan, gerainya yang ada saat ini masih
menawarkan produk berkualitas sehingga masih dipercaya pelanggan. "Kami juga
tetap memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan," tandasnya.
Terkait dugaan, PT Hero Supermarket melakukan praktik union busting atau
pemberangusan serikat pekerja, Tony menyebut, tudingan itu tidak benar dan tidak
berdasarkan fakta. Dia menambahkan, kejadian di Semarang adalah dua orang
karyawan yang meninggalkan waktu kerja tanpa adanya keterangan, atau cuti, atau
tanpa izin atasan. Kemudian, adapula yang menggunakan alasan sakit, namun
ternyata tidak bisa memberikan surat resmi keterangan dari dokter.
Dengan kejadian itu, kata dia, pihaknya telah memberikan surat peringatan kepada
karyawan tersebut. Setelah itu, perusahaannya, memberikan toleransi dan
Page 69 of 162.