Page 56 - e-Kliping Ketenagakerjaan 23 Oktober 2019
P. 56
Dalam kesempatan itu, salah satu peserta pelatihan, Imma (18), yang membuka
usaha Thai Tea bertanya, apabila kita dalam menjual produk di suatu tempat yang
dipakai bersama dengan pedagang lain, kemudian di dalamnya terjadi gesekan
atau persaingan yang tidak sehat antar pedagang, bagaimana cara kita
menghadapinya.
Alie menjawab, dalam dunia bisnis, hal seperti itu biasa terjadi. Dimana saat kita
sepi dirasani (dicibir-red), apalagi saat jualan kita ramai, tambah dinesoni
(dimusuhi-red). Kita harus tetap semangat, jangan sensi atau baper dengan hal
seperti itu. Tanggapi semua dengan positif, anggap tidak ada masalah, atau jika ada
tempat lain yang lebih baik, kita mengalah dengan pindah tempat. Allah sudah
menakar rejeki yang kita terima. Karena jika kita sibuk mengurusi hal seperti itu,
energi kita terbuang percuma, usaha tidak jalan.
"Intinya, kita tetap berbuat dan bersikap baik dengan tetangga kita berjualan, ada
banyak cara untuk mendatangkan rejeki, asal kita punya waktu, kuantitas dan
kualitas. Disamping itu kesehatan dan mental juga terjaga," jawab Alie, yang juga
sebagai Presiden BEM UNISS Kendal.
Sementara itu Kasi Pemagangan dan Produktifitas, Hamal Dwi mengatakan,
program ini rutin dilaksanakan setahun sekali. Dengan mengajak alumni BLK yang
belum bisa mandiri. Dinas mengajak para pelaku usaha yang sudah sukses untuk
memberikan motivasi kepada peserta pelatihan. Ada beberapa sesi dalam pelatihan
ini dan setiap sesi dibatasi kuota 16 peserta saja.
"Kami membekali para alumni BLK yang memulai wirausaha, dengan pengetahuan
dan pengalaman langsung dari para mentor. Setelah itu, kami akan memonitoring
perkembangan usaha. Kita menanyakan apa saja yang menjadi, setelah itu kita
mencari solusi bersama," kata Hamal Dwi kepadasuaramerdeka.com.
Page 55 of 124.