Page 132 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 SEPTEMBER 2021
P. 132

Laporan ini menemukan respons pandemi yang tidak merata memperdalam kesenjangan antara
              negara-negara dengan tingkat pendapatan tinggi dan rendah.

              Perlindungan sosial mencakup akses terhadap perawatan kesehatan dan jaminan pendapatan,
              terutama yang berkaitan dengan hari tua, pengangguran, sakit, disabilitas, kecelakaan kerja,
              maternitas, atau hilangnya pencari nafkah utama, serta perlindungan untuk keluarga dengan
              anak-anak.

              "Negara-negara  sedang  berada  di  persimpangan  jalan.  Ini  adalah  momen  penting  untuk
              memanfaatkan respons pandemi sekaligus membangun generasi baru sistem perlindungan sosial
              berbasis hak," kata Direktur Jenderal ILO Guy Ryder, dikutip dari keterangan resminya, Kamis
              (2/9/2021).

              Saat ini, ILO menyatakan hanya 47 persen dari populasi global yang secara efektif tercakup oleh
              setidaknya satu manfaat perlindungan sosial. Sebaliknya, 4,1 miliar orang (53 persen) belum
              memperoleh jaminan pendapatan sama sekali dari sistem perlindungan sosial nasional.


              Jika dirinci, Eropa dan Asia Tengah memiliki tingkat cakupan tertinggi dengan 84 persen orang
              dicakup oleh setidaknya satu manfaat. Negara-negara di Kawasan Amerika juga masih berada
              di atas rata-rata global dengan 64,3 persen.

              Cakupan perlindungan sosial di Asia dan Pasifik sekitar 44 persen, negara-negara Arab mencapai
              40 persen, dan Afrika sebanyak 17,4 persen.

              Data-data  perlindungan  sosial  di  sejumlah  wilayah  regional  tersebut  menandai  kesenjangan
              cakupan perlindungan sosial.

              Pengeluaran pemerintah untuk perlindungan sosial juga sangat bervariasi. Rata-rata negara-
              negara membelanjakan 12,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk perlindungan sosial
              (tidak termasuk kesehatan).

              Sementara itu, negara-negara berpenghasilan tinggi membelanjakan 16,4 persen dan negara-
              negara  berpenghasilan  rendah  hanya  mengalokasikan  1,1  persen  dari  PDB  mereka  untuk
              perlindungan sosial.

              Laporan yang sama juga menyatakan kesenjangan pembiayaan (pengeluaran tambahan yang
              diperlukan  untuk  memastikan  perlindungan  sosial  minimum  untuk  semua)  telah  meningkat
              sekitar 30 persen dari sejak dimulainya krisis Covid-19.

              "Ada dorongan besar bagi negara-negara untuk beralih ke konsolidasi fiskal, setelah belanja
              publik secara besar-besaran sebagai langkah-langkah untuk menanggapi krisis, tetapi ini akan
              memberikan dampak yang sangat merusak jika harus mengurangi perlindungan sosial. Investasi
              diperlukan di sini dan saat ini," kata Direktur Departemen Perlindungan Sosial ILO Shahra Razavi.










                                                           131
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137