Page 95 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JANUARI 2019
P. 95
memberatkan keluarga. Pihaknya ditawarkan supaya anaknya dimakamkan di
Malaysia dengan biaya sekitar 2.500 ringgit, atau jika dirupiahkan sekitar Rp9 juta
dengan asumsi satu ringgit Rp3.600.
Akhirnya Imam Saputra dimakamkan di Malaysia, tepatnya di Sibu, Sarawak atau
perbatasan dengan Kalimantan Timur. Sapon mengaku biaya pemakaman anaknya
tersebut juga berkat pinjaman dari salah seorang petugas Disnakertrans Bantul. Ia
tidak bisa berbuat banyak dengan musibah tersebutnya, "Kami ridho dan mendoakan.
Pasrah aja," kata Sapon.
Kepala Disnakertrans Bantul, Sulistiyanto mengatakan, Imam Saputra tidak tercatat
di perusahaan penyalur pekerja TKI dari pemerintah maupun swasta. Pihaknya sudah
menelusuri identitas Imam dan tidak ada legalitasnya sebagai TKI.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Bantul tidak bisa memfasilitasi kepulangan
jenazah Imam dari Malaysia karena tidak ada payung hukumnya, "Kami ada duitnya
untuk memfasilitasi. Tapi jangan sampai nanti bermasalah atau jadi temuan
[penyalahgunaan anggaran]. Bukannya menyelesaikan masalah malah menambah
masalah," kata Sulistiyanto.
Disinggung soal kejanggalan kematian Imam, mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM
Bantul ini menyatakan bahwa ia tidak memiliki informasi detail soal penyebab
kematian. Pihaknya hanya mendapat surat dari KJRI di Kuala Lumpur bahwa Imam
Saputra ditemukan meninggal dunia di sungai. Imam diduga sudah meninggal lebih
dari dua hari.
Dalam surat KJRI tersebut juga sedang melakukan autopsi jenazah dan meminta izin
untuk memakamkan Imam di Malaysia. "Kami tidak bisa berandai-andai terkait
penyebab kematian sebelum hasil otopsi jelas," katanya.
Page 94 of 97.