Page 24 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 SEPTEMBER 2019
P. 24
Konferensi EPS dihadiri Presiden, Wakil Presiden dan Direktur Jenderal Tenaga
Kerja Asing Human Resources Development of Korea (HRD Korea), Kementerian
Tenaga kerja Republik Korea (MOEL), pimpinan dan perwakilan negara penempatan,
Atase ketenagakerjaan negara penempatan, Korea Labour Institute, International
Organization of Migration (IOM), International Labor Organization (ILO), akademisi,
tenaga ahli, dan praktisi di bidang ketenagakerjaan di Korea Selatan.
Kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Korsel dalam penempatan PMI ke
negara ini telah dilaksanakan sejak 2004.
Arini menambahkan, salah satu penilaian pada perolehan peringkat tersebut adalah
entry period, yaitu waktu sejak calon PMI memperoleh kontrak kerja (standard
labour contract) sampai dengan diberangkatkan bekerja ke Korea, yaitu rata-rata 22
hari.
"Indonesia lebih cepat dibandingkan negara-negara lain, dengan entry period rata-
rata 48-55 hari,"jelasnya
Selain EPS, juga diselenggarakan EPS Forum yang merupakan pertemuan, diskusi
dan pembahasan isu-isu terkini tentang pelaksanaan EPS di masing-masing negara
penempatan, dengan HRD Korea dan stakeholder terkait.
Pada kesempatan yang sama juga diselenggarakan Foreign Workers Festival, yaitu
festival dan lomba performance dari perwakilan para pekerja migran di Korsel dari
seluruh negara-negara penempatan.
Dalam kegiatan ini, lanjut Arini, Indonesia berhasil mendapatkan Juara I Best
Performance, dengan menampilkan budaya asli Indoenesia, yaitu seni bela diri
Pencak Silat dan kesenian Reog Ponorogo.
Proses penempatan program G to G Korsel dilaksanakan mulai dari pendaftaran
hingga pemberangkatan, yang dilakukan secara transparan. Hingga Agustus 2019,
3.961 orang telah ditempatkan di Korsel.
Page 23 of 86.