Page 192 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 JANUARI 2020
P. 192
Title BP JAMSOSTEK SEBUT IURAN PEKERJA MERPATI AIRLINES MASIH TERSENDAT
Media Name tempo.co
Pub. Date 14 Januari 2020
https://bisnis.tempo.co/read/1294969/bp-jamsostek-sebut-iuran-pekerja- merpati-
Page/URL
airlines-masih-tersendat
Media Type Pers Online
Sentiment Positive
Direktur Kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau BP
Jamsostek, Ilyas Lubis memastikan lembaganya sudah menerima pendaftaran untuk
seluruh pegawai BUMN. Meski demikian, ia mengakui masih ada iuran dari sejumlah
BUMN yang tersendat, salah satunya Merpati Airlines.
"Itu kan tergantung perekonomian, udah lihat lah, bagaimana dunia usaha, misal
penerbangan, seperti Merpati (Merpati Airlines). Tapi kalau Garuda (Garuda
Indonesia) lancar," kata Ilyas saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, 14
Januari 2020.
Secara umum, kata Ilyas, saat ini sudah ada 650 ribu perusahaan yang
mendaftarkan pekerja mereka ke BP Jamsostek, termasuk BUMN.Total, ada 54,5
juta pekerja yang sudah ditanggung jaminan sosial. "Tahun 2019 ini kami berhasil
menambah 23 juta lebih, dari target 20,8 juta," kata dia.
Adapun dari 650 ribu perusahaan ini, 120 ribu di antaranya merupakan perusahaan
menengah besar. Jumlah ini mencakup 90 persen lebih perusahaan menengah
besar di Indonesia. Sisanya, 530 ribu adalah perusahaan kecil. "Untuk UMKM,
memang masih banyak sekali yang belum mendaftar ke BP Jamsostek," kata dia.
Untuk Merpati Airlines, saat ini maskapai itu memang tengah didera sejumlah
persoalan. Terbaru, Kementerian BUMN bertekad untuk menghidupkan kembali
maskapai ini lewat kerja sama bisnis angkutan kargo dengan Garuda Indonesia di
Indonesia Timur.
"Kita mulai dari kargo dulu saya tak ingin berspekulasi kita mulai dari kargo dulu,"
kata Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN
Aloysius Kiik Ro saat ditanya kemungkinan merpati terbang lagi di Kementerian
BUMN, Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2019 silam.
Menurut dia, menghidupkan kembali penerbangan komersial Merpati Airlines tidak
mudah, karena perseroan memiliki minus ekuitas sekitar Rp 10 triliun. Namun, kata
dia, saat ini sudah dilakukan restrukturisasi utang melalui proses PKPU, di mana
kreditur 80 persen merupakan BUMN.
Page 191 of 203.