Page 143 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2020
P. 143
Hanya 3,7 juta PMI yang berangkat secara resmi. Benny menilai sisanya didominasi oleh PMI
yang berangkat secara tidak resmi. "Itu artinya ada 5,3 juta gap angka, yang diyakini 90 persen
dari 5,3 juta, mereka yang berangkat secara tidak resmi," ungkap Benny di Bandara Soekarno-
Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat (18/12/2020).
Benny mengatakan para PMI yang berangkat tidak melalui jalur resmi rentan mengalami
eksploitasi oleh perusahaan penyalur hingga majikan di negara penerima. Para PMI ini juga dapat
mendapatkan kekerasan secara fisik maupun seksual. Hak-hak mereka sebagai tenaga kerja juga
terancam tidak dipenuhi.
"Mereka yang berangkat secara tidak resmi dipastikan adalah mereka yang rentan mengalami
eksploitasi, tindakan kekerasan fisik, kekerasan seksual, gaji yang tidak dibayar sesuai kontrak,
pemutusan hubungan kerja secara sepihak," tutur Benny.
Bahkan negara juga akan kesulitan melakukan perlindungan karena kepergian para PMI ini tidak
tercatat secara resmi. "Perlindungan hukum sulit dilakukan oleh negara, karena kita tidak pernah
mengetahui siapa mereka, berasal dari mana, bekerja di mana dan sektor pekerjaannya apa,"
ucap Benny.
Benny mengimbau agar para PMI mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Langkah ini, menurut Benny, sangat penting untuk melindungi para PMI. "Itu lebih penting
sebagai proteksi awal pertahanan diri yang paling efektif bagi perlindungan pekerja migran
Indonesia," pungkas Benny
142