Page 99 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2020
P. 99

juga melihat kondisi ekonomi di tahun depan yang akan berimplikasi pada rancangan kebijakan
              dan anggaran. Kita Kementerian Ketenagakerjaan bersiap sebagai pelaksana teknis


              Ringkasan

              Hingga awal Desember 2020, pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
              Ekonomi  Nasional  (KPCPEN)  dengan  anggaran  yang  dikelola  Kementerian  Ketenagakerjaan
              kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Bantuan ini bertujuan untuk meringankan
              beban ekonomi para pekerja sekaligus membantu menggerakkan roda perekonomian nasional
              lewat menjaga daya beli masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.



              PENERIMA BANTUAN SUBSIDI UPAH CAPAI 90%

              Jakarta, Hingga awal Desember 2020, pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan
              Pemulihan  Ekonomi  Nasional  (KPCPEN)  dengan  anggaran  yang  dikelola  Kementerian
              Ketenagakerjaan kembali menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU). Bantuan ini bertujuan untuk
              meringankan  beban  ekonomi  para  pekerja  sekaligus  membantu  menggerakkan  roda
              perekonomian nasional lewat menjaga daya beli masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

              "BSU ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga daya beli dan konsumsi para pekerja atau
              buruh  yang  terdampak  Covid-19.  Pekerja  yang  menerima  upah  dan  sudah  didaftarkan  oleh
              perusahaannya merupakan para pekerja yang terdaftar sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan",
              terang Reza Hafiz, Staf Khusus Kementerian Ketenagakerjaan dalam Dialog Produktif dengan
              tema "Sudah Sampai Mana Implementasi BSU?" yang diselenggarakan KPCPEN, baru-baru ini.

              Kementerian Ketenagakerjaan telah mamvalidasi kriteria penerima manfaat BSU ini secara teliti,
              karena basis datanya adalah BPJS Ketenagakerjaan. "Kriteria penerima manfaat BSU ini yaitu
              warga  negara  Indonesia,  pekerja  anggota  aktif  jaminan  sosial  yang  dibuktikan  dengan
              kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sampai Juni 2020, dan memiliki upah/gaji di bawah Rp 5
              juta. Selain itu, kita menjaga agar prosesnya langsung diterima penerima manfaat. Oleh karena
              itulah BSU ini kita transfer langsung ke rekening yang bersangkutan", terang Reza Hafiz.

              Perlu diketahui, penerima manfaat BSU ini mencapai 12,4 juta jiwa dengan total anggaran yang
              direalisasikan Rp 29,7 Triliun. "BSU termin pertama pada periode September-Oktober 2020 telah
              terealisasi  sebanyak  98,8%.  Artinya  sudah  12,2  juta  orang  yang  bantuannya  sudah
              terealisasikan.  Sedangkan  kini  BSU  telah  mencapai  tahap  lima  termin  kedua  pada  periode
              November-Desember 2020 yang sudah terealisasi ke 11 juta penerima manfaat atau 90%", ujar
              Reza Hafiz.

              Demi  menjaga  transparansi,  Kementerian  Ketenagakerjaan  telah  menyampaikan  pembaruan
              data penerima tiap minggunnya, "Basis datanya berdasarkan laporan bank. Jadi, misalnya Bank
              Mandiri sebagai bank penyalur, dalam satu minggu menyalurkan 1 juta data penerima manfaat,
              kita  dapat  datanya  setelah  selesai  penyalurannya.  Tapi bukan  hanya  Bank  Mandiri, tapi  ada
              empat bank Himbara lainnya," tutur Reza Hafiz.

              Selain itu, upaya-upaya transparansi terus dilakukan melalui proses pengawasan. Realisasi BSU
              ini telah diawasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
              "Data penerima manfaat BSU ini tidak kita ubah. Datanya sama seperti yang kami terima dari
              BPJS Ketenagakerjaan", tegas Reza Hafiz.





                                                           98
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104