Page 243 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 243

ANIES DIANGGAP GEGABAH REVISI UMP, DPRD DKI SEGERA PANGGIL DISNAKER

              Jakarta,  IDN  Times  -  Komisi  B  DPRD  DKI  Jakarta  akan  memanggil  Dinas  Tenaga  Kerja  dan
              Transmigrasi DKI, Senin, 27 Desember 2021, terkait revisi Upah Minimum Provinsi (UMP) Tahun
              2022.

              "Sudah kami jadwalkan, kami mau panggil Senin depan," kata Sekretaris Komisi B DPRD DKI
              Jakarta, Pandapotan Sinaga, seperti dilansir ANTARA, Rabu (22/12/2021).

              1.  Anies  dinilai  gegabah  menaikkan  UMP  DKI  Jakarta  Gubernur  DKI  Jakarta  temui  massa
              demonstrasi kenaikan UMP di depan Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 November
              2021  (Instagram.com/aniesbaswedan)  Pandapotan  mengatakan  Keputusan  Gubernur  DKI
              Jakarta, Anies Baswedan, merevisi UMP dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen, dinilai gegabah.
              Hal ini memicu kegaduhan antara pengusaha dan buruh.

              Lebih lanjut, Pandapotan mengatakan, dalam memutuskan UMP ada tiga pihak yang dilibatkan
              atau tripartit yakni pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja.

              "Maksud saya kenapa gegabah, kenapa tidak ada kajian waktu ambil keputusan di awalnya? Oke
              dia revisi sekarang ini, dia keluarkan angka, komunikasikan dulu dong dengan pengusaha sama
              pekerja," ucap politikus PDIP itu.

              2.  Pengusaha  sebut  belum  diajak  diskusi  Suasana  perkantoran  (IDN  Times/Umi  Kalsum)
              Sebelumnya,  Dewan  Pengupahan  Provinsi  DKI  Jakarta  dari  unsur  pengusaha  mengaku  tak
              dilibatkan Gubernur Anies Baswedan dalam keputusan revisi nilai Upah Minimum Provinsi (UMP)
              2022 dari 0,85 persen menjadi 5,1 persen.

              "Untuk  yang  revisi  ini  kita  belum  diundang,  dan  kita  belum  bersidang,"  terang  Dewan
              Pengupahan Provinsi DKI Jakarta Heber Lalo Simbolon dari unsur pengusaha saat dihubungi IDN
              Times.

              Heber  menerangkan,  dalam  memutuskan  UMP,  dewan  pengupahan  dari  berbagai  unsur
              diundang dan diajak berdiskusi. Nantinya, ada dua angka yang diajukan dari unsur pengusaha
              dan juga buruh.

              "Jadi dewan pengupahan bersidang, keputusan kami juga sering tidak satu keputusan. Selalu
              ada dua angka, pemberi kerja ajukan sekian pengusaha sekian. Tapi diajuin. Ada diskusi," kata
              dia.
              Aksi  buruh  di  depan  Patung  Kuda,  Monas.  (IDN  Times/Sandy  Firdaus)  Lebih  lanjut,  Heber
              menduga, keputusan Anies merevisi UMP lantaran adanya keputusan terbaru dari Mahkamah
              Konstitusi (MK) soal UU Nomor 11 Tahun 2020, tentang Cipta Kerja yang inkonstitusional.

              "Sebagai gubernur, perpanjangan tangan pemerintah pusat. Dia sudah mengikuti PP 36 2021
              (yang  merupakan  turunan  dari  UU  Ciptaker).  Sudah  nurut  beliau  sesuai  dengan  pemerintah
              pusat. Namun, karena situasi (UU Ciptaker di MK) dia menerima aspirasi dari pekerjanya," ujar
              dia.

              Adapun,  hingga  hari  ini,  pihak  dewan  pengupahan  belum  mendapatkan  surat  resmi  terkait
              keputusan merevisi UMP tersebut.








                                                           242
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248