Page 329 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 329

langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang merevisi besar kenaikan upah minimum
              provinsi atau UMP DKI.
              Kemenaker pun siap memediasi pihak-pihak yang berselisih terkait penetapan UMP DKI Jakarta
              Tahun  2022.  Kepala  Biro  Humas  Kemenaker  Chairul  Fadhly  menyatakan  pihaknya  telah
              berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dalam rangka pembinaan dan pengawasan
              kebijakan.

              "Kemenaker siap hadir untuk memfasilitasi jika ada perbedaan pandangan termasuk kenaikan
              upah minimum di DKI, karena unsur pembinaannya yang kita kedepankan," ujar Chairul dalam
              keterangan tertulis, Selasa, 21 Desember 2021.

              Chairul mengatakan pemerintah telah memberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan sebagai landasan hukum penetapan Upah Minimum (UM) di seluruh
              daerah di Indonesia. Pemerintah berharap seluruh Pemerintah Daerah dalam menetapkan UM di
              daerahnya untuk mengacu pada ketentuan yang berlaku.
              "Sikap kita adalah penetapan Upah Minimum (UM) harus tetap mengacu pada PP Nomor 36
              Tahun 2021 tentang Pengupahan," kata Chairul.

              Menurutnya, ketentuan pengupahan yang di atur dalam PP 36 Tahun 2021 telah berdasarkan
              kesepakatan unsur pemerintah, pengusaha, dan pekerja/buruh.

              "Upah Minimum itu penetapannya telah disepakati oleh 3 pihak, upah itu memang hak pekerja
              tapi juga harus diingat dan disesuaikan dengan kemampuan pengusaha," ujarnya.

              Sebelumnya, Anies merevisi besaran kenaikan UMP DKI Jakarta tahun 2022 dari 0,85 persen
              menjadi 5,1 persen atau naik Rp 225.667 dari UMP 2021. Dengan demikian, UMP DKI Jakarta
              tahun 2022 direvisi menjadi Rp 4.641.854.
              Keputusan itu pun dipersoalkan salah satunya oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia alias Apindo.
              Apindo  menilai  Anies  telah  melanggar  regulasi  Pengupahan  yang  berlaku  saat  ini,  terutama
              Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan yaitu pasal 26 mengenai cara
              perhitungan upah minimum dan pasal 27 mengenai Upah minimum provinsi.

              "Selain itu revisi ini bertentangan dengan pasal 29 tentang waktu penetapan Upah Minimum
              yang  selambat-lambatnya  ditetapkan  pada  tanggal  21  November  2021,"  ujar  Ketua  Umum
              Apindo Hariyadi Sukamdani.
              Hariyadi mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan secara sepihak melakukan revisi
              UMP  DKI  Jakarta  2022 tanpa  memperhatikan pendapat  dunia  usaha,  khususnya  Apindo  DKI
              Jakarta yang menjadi bagian dari Dewan Pengupahan Daerah sebagai unsur dunia usaha. Dewan
              Pengupahan  Daerah  terdiri  dari  unsur  tripartit,  antara  lain  pemerintah,  serikat  pekerja,  dan
              pengusaha.

















                                                           328
   324   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334