Page 337 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 DESEMBER 2021
P. 337

Upah yang awalnya hanya naik 0,85 persen atau Rp 37.000, kini naik jadi 5,1 persen atau Rp
              225.667. Sehingga, nilainya menjadi Rp 4.641.854 per bulan. Terkini berhembus kabar akan ada
              revisi lagi untuk UMP 2022.

              Hal itu dibantah oleh Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Mantan anggota
              DPR RI Fraksi Gerindra itu mengatakan bahwa Anies baru sekali merevisi kenaikan UMP.

              "Belum tiga kali. Baru satu kali direvisi. Sebelumnya kan kenaikan 0,85 persen (Rp 37.000).
              Sekarang  menjadi  5,1  persen  (Rp  225.000),  semua  diputuskan  oleh  pak  Gubernur  untuk
              memberikan rasa keadilan," kata Ariza di Balai Kota DKI pada Selasa (21/12/2021) malam.

              Ariza menyatakan bahwa pada prinsipnya Pemprov mengeluarkan kebijakan untuk memberi rasa
              keadilan. Ariza dan Anies merasa kenaikan UMP sebesar 5,1 persen merupakan angka yang pas,
              karena saat ini perekonomian mulai membaik.

              Di sisi lain ketika perekonomian memburuk pada 2020 akibat pagebluk Covid-19, UMP 2021
              mampu naik 3,3 persen.

              "Pemprov memberikan yang terbaik untuk UMP bagi buruh, karyawan, pengusaha dan seluruh
              masyarakat. Prinsipnya apa yang dilakukan oleh Pemprov untuk memenuhi rasa keadilan," ujar
              Ariza.

              Sebelumnya, Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta mengungkap, Gubernur DKI Jakarta Anies
              Baswedan kemungkinan akan merevisi lagi UMP tahun 2022.
              Padahal, UMP 2022 telah direvisi Anies dari yang awalnya naik 0,85 persen atau Rp 37.000
              menjadi 5,1 persen atau Rp 225.667, sehingga nilainya menjadi Rp 4.461.854 per bulan.

              Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DKI Jakarta Pandapotan Sinaga mengatakan bahwa hal itu
              diketahui setelah dia menelpon Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi DKI Jakarta
              Andri Yansyah.

              Saat  itu,  Pandapotan  yang  juga  menjadi  Sekretaris  Komisi  B  DPRD  DKI  Jakarta  Bidang
              Perekonomian mempertanyakan maksud pemerintah daerah merevisi UMP 2022.

              "Kemarin, saya telepon Dinas Tenaga Kerja, malah akan ada revisi lagi. Jadi tidak ada kepastian
              hukum," ujar Pandapotan pada Selasa (21/12/2021).
              Jika  hal  itu  terjadi,  kata  dia,  Anies  justru  menciptakan  kegaduhan  dan  konflik  antara  kaum
              pengusaha dengan buruh.

              Dia  menyebut,  tidak  semua  pengusaha  mampu  mengikuti  kebijakan  terkait  kenaikan  upah
              sebesar 5,1 persen.

              "Jadi  saya  bilang,  Anies  menciptakan  kegaduhan,  buktinya  Asosiasi  Pengusaha  Indonesia
              (Apindo) mau mengajukan gugatan ke PTUN atas revisi kebijakannya," kata Pandapotan.

              Dia  menyatakan,  Komisi  B  bakal  memanggil  Dinas  Tenaga,  Transmigrasi  dan  Energi  terkait
              polemik kenaikan UMP.

              Menurut Pandapotan, pemerintah daerah harus mengacu pada data dan kajian untuk menaiki
              UMP dan melibatkan unsur pengusaha yang tergabung dalam Dewan Pengupahan Daerah.

              "Ini (kenaikan UMP 5,1 persen) akan menciptakan suasana tidak kondusif antara pengusaha
              dengan buruh," jelasnya.



                                                           336
   332   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342