Page 385 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 385

Sasaran  program  ini  yaitu  para  pekerja  Pertamina  Holding  di  kantor  pusat,  yang  tugas  dan
              pekerjaannya dapat dilakukan dari rumah. Para pekerja ini kemudian diberikan opsi memilih pola
              kerja dengan mekanisme Work From Office (WFO) alias bekerja dari kantor atau Work From
              Home  (WFO)  yaitu bekerja  dari  rumah. Pemilihan  pola  kerja  ini,  kata  dia,  dilakukan dengan
              persetujuan pekerja dan bersifat opsi sukarela tanpa paksaan. Fajriyah menyebut program ini
              tidak akan berdampak bagi para pekerja yang memilih WFO. Menurut dia, direksi dan dewan
              komisaris juga bekerja dari kantor. Meski demikian, program ini masih belum dijalankan.

              "Masih dalam proses mendapatkan masukan dari berbagai pihak," kata dia, kemarin.

              Sebelumnya,  Federasi  Serikat  Pekerja  Pertamina  Bersatu  (FSPPB)  telah menyampaikan  surat
              pemberitahuan  mogok  kerja  pada  17  Desember  lalu.  Surat  ini  ditujukan  kepada  Menteri
              Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dan juga Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Lewat surat
              ini,  serikat  menyampaikan  kalau  mereka  berencana  mogok  kerja  selama  10  hari,  dari  29
              Desember 2021 sampai 7 Januari 2022. Ada lima alasan dan sebab mereka berencana mogok
              kerja yaitu:

              1.  Tidak tercapainya kesepakatan untuk melakukan PKB di Pertamina, antara pengusaha dan
                 pekerja yang diwakili FSPPB
              2.  Pengusaha dan pekerja yang diwakili FSPPB gagal melalukan perundingan
              3.  Tidak  adanya  itikad  baik  dari  direktur  utama  untuk  membangun  industrial  peace  atau
                 hubungan kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan
              4.  Tidak diindahkannya berbagai upaya damai yang sudah ditempuh FSPPB
              5.  Diabaikannya  tuntutan  kepada  Menteri  BUMN  untuk  mengganti  pimpinan  atau  Direktur
                 Utama Pertamina dengan yang lebih baik.

              Presiden FSPPB Arie Gumilar tidak bersedia merinci masalah yang dipersoalkan serikat pekerja
              di balik rencana aksi mogok kerja tersebut. Untuk konsumsi umum, kata dia, cukup seperti yang
              mereka sampaikan di surat saja.

              “Masalah hubungan industrial biar tetap jadi masalah internal kami, tak elok kalau diumbar,”
              kata  dia.  Kepala  Bidang  Media  FSPPB  Kapten  Marcellus  Hakeng  Jayawibawa  juga  menyebut
              pihaknya tidak  pernah  mengeluarkan  komentar  mengenai  masalah  pemotongan  gaji  di  balik
              rencana aksi mogok mereka.

              "Itu  masih  bagian  dari  internal  kami  (pekerja  dan  manajemen,"  kata  dia.  Setelah  adanya
              perselisihan di internal perusahaan minyak negara tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan pun
              telah mempertemukan kedua pihak. Pertemuan di gelar di kantor Kemenaker, Jakarta Selatan,
              Rabu, 22 Desember, dihadiri oleh Arie, serta Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina M. Erry
              Sugiharto dan tim.

              Ada beberapa masalah yang diungkap dalam pertemuan, salah satunya mengenai kenaikan upah
              yang masih memerlukan komunikasi efektif antar pihak. Berikutnya tentang pemberian insentif
              sesuai dengan Perjanjian Kerja Bersama atau PKB, yang akan dicermati oleh kedua pihak. Lalu
              terakhir, penguatan persepsi para pihak terkait lingkup kewenangannya berdasarkan ketentuan
              yang berlaku.

              "Untuk dapat memfolow-up identifikasi dimaksud akan digelar pertemuan lanjutan pasca Natal
              dan sebelum tahun baru," kata Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan
              Sosial  Tenaga  Kerja,  Kemenaker,  Indah  Anggoro  Putri,  soal  mediasi  manajemen  Pertamina
              dengan serikat pekerja.




                                                           384
   380   381   382   383   384   385   386   387   388   389   390