Page 380 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 DESEMBER 2021
P. 380

Bahkan, sebagai bentuk protes buruh juga sampai mengambil alih kantor Gubernur. Kejadian ini
              pun disebut sebagai 'Anies Effect'.
              Bila ditarik lebih awal, sebelumnya Pemprov DKI Jakarta menetapkan Upah Minimum Provinsi
              (UMP) di tahun 2022 sebesar Rp 4.453.935,536. Jumlah itu naik sekitar 0,85% atau Rp 37.749,
              dibandingkan UMP 2021 yang sebesar Rp 4.416.186,548. Keputusan ini diberlakukan mulai 21
              November.

              Kala itu, Anies menjelaskan besaran UMP ini berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

              Selain itu, mengacu pula pada pasal 26 dan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan yang berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1
              tahun.

              Kenaikan upah minimum tersebut dinilai para buruh terlalu minim. Sontak buruh pun melakukan
              aksi ke kantor Anies pada 29 November.

              Anies pun mendengar keluhan buruh, bahkan ikut menemui buruh. Di tengah-tengah buruh, dia
              juga mengaku upah minimum naik terlalu kecil dan akan merevisinya.

              Anies  pun  sempat  menyurati  Kementerian  Ketenagakerjaan  soal  formulasi  perhitungan  upah
              minimum.  Pihaknya  menilai  kenaikan  UMP  2022  di  DKI  Jakarta  yang  sebelumnya  hanya  Rp
              37.749,- atau 0,85% dengan hitungan aturan baru terlalu rendah.
              Jumlah sebesar itu dianggap masih jauh dari layak dan tidak memenuhi asas keadilan. Hal itu
              disebabkan peningkatan kebutuhan hidup pekerja/buruh terlihat dari inflasi di DKI Jakarta.

              Pemprov DKI Jakarta pun mengkaji ulang formula UMP tahun 2022 menggunakan variabel inflasi
              (1,6%) dan variabel pertumbuhan ekonomi nasional (3,51%). Dari kedua variabel itu, maka
              keluar angka 5,11% sebagai angka kenaikan UMP tahun 2022.

              Di 18 Desember, Anies akhirnya merevisi aturan kenaikan UMP 2022 Jakarta. Anies menaikkan
              UMP DKI jadi 5,1% atau senilai Rp 225 ribu dari tahun sebelumnya.

              Apa yang dilakukan Anies ini pun langsung diprotes pengusaha. Bahkan, Asosiasi Pengusaha
              Indonesia  (Apindo)  bersama  Kamar  Dagang  dan  Industri  (Kadin)  Indonesia  meminta  agar
              Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diberikan sanksi oleh Kementerian Dalam Negeri.

              Sanksi diberikan karena Anies dinilai melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021
              tentang Pengupahan.

              Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani dalam suratnya ke Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
              menyatakan pengusaha meminta kepala daerah yang tidak memahami peraturan perundangan
              agar diberikan pembinaan ataupun sanksi.

              "Meminta  kepada  Menteri  Dalam  Negeri  untuk  memberikan  pembinaan  atau  sanksi  kepada
              kepala  daerah  (Anies  Baswedan)  yang  tidak  memahami  peraturan  perundangan  yang
              mengakibatkan melemahnya sistem pemerintahan sebagaimana amanat Undang-undang Nomor
              23  Tahun  2014  pasal  373,  yang  intinya  pemerintah  pusat  melakukan  pembinaan  dan
              pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah," kata Hariyadi.
              Kini, kebijakan yang dilakukan Anies justru berefek ke daerah lain. Gelombang desakan revisi
              UMP muncul di daerah, salah satunya di Banten.




                                                           379
   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385