Page 286 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 DESEMBER 2021
P. 286
positive - Anggoro Eko Cahyo (Direktur Utama BPJAMSOSTEK) Para pemain dan pelatih bisa
tenang dalam menekuni profesinya, klub juga bisa tenang jika terjadi suatu risiko, karena sudah
digeser kepada BPJAMSOSTEK, sehingga masing-masing bisa melaksanakan tugas dengan
dengan sebaik-baiknya guna meraih prestasi tertinggi
Ringkasan
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) bersama BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK)
menggelar sebuah talk show olahraga bertajuk “Dari Hobi ke Profesi” pada Selasa (30/11).
Kegiatan ini menghasilkan komitmen bersama antara Pemerintah, BPJAMSOSTEK dan pemangku
kepentingan untuk mewujudkan hak dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi
seluruh atlet profesional.
PESEPAKBOLA DAN ATLET PROFESIONAL PATUT DILINDUNGI PROGRAM BPJS
KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN Ketenagakerjaan (Kemenaker) bersama BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK)
menggelar sebuah talk show olahraga bertajuk “Dari Hobi ke Profesi” pada Selasa (30/11).
Kegiatan ini menghasilkan komitmen bersama antara Pemerintah, BPJAMSOSTEK dan pemangku
kepentingan untuk mewujudkan hak dan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan bagi
seluruh atlet profesional.
Acara ini dihadiri Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah, Wakil Ketua DPR-RI bidang
Kesejahteraan Rakyat Muhaimin Iskandar, Syaiful Huda Ketua Komisi X DPR-RI, Komite Eksekutif
PSSI Hasani Abdulgani serta Direktur Utama BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo.
Menteri Ida Fauziah dalam keterangannya menyampaikan apresiasi atas kolaborasi dan
komitmen seluruh pihak untuk memberikan hak dan perlindungan jaminan sosial
ketenagakerjaan untuk para atlet.
“Kolaborasi dan komitmen yang seperti kita lakukan hari ini, patut menjadi bagian yang harus
kita perjuangkan terus menerus dan kalau hari ini kita memulai dengan cabang olahraga sepak
bola, saya berharap berikutnya diikuti cabang- cabang olahraga yang lain,” jelas Menteri Ida.
Ida menambahkan, seorang olahragawan atau atlet juga merupakan pekerja yang berhak
mendapatkan kepastian perlindungan jaminan sosial.
“Kalau dilihat atlet sebagai profesi maka memang benar adanya bahwa ada pemberi kerja, yang
dalam hal ini adalah klub, ada pekerja, ada upah di dalamnya dan tentu saja ada kontrak kerja
yang dilakukan antara pemberi kerja dan pekerjanya itu sendiri,” ujarnya.
Senada dengan itu, Syaiful Huda juga mengapresiasi langkah maju ini, dan dirinya
mengkonfirmasi bahwa Komisi X DPR RI yang melingkupi bidang olahraga sedang dalam proses
merevisi Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN).
Salah satu isi UU SKN memuat aturan bahwa pekerja atlet akan diwajibkan terlindungi jaminan
sosial ketenagakerjaan.
Selanjutnya Muhaimin Iskandar atau biasa dipanggil Cak Imin mengatakan, dirinya sering
terkejut saat bertemu dan melihat atlet-atlet Indonesia yang dahulu memiliki nama besar karena
285

