Page 14 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JANUARI 2019
P. 14

putusan-putusan hukum tersebut dalam periode kepresidenan Joko Widodo. Pada
               2015, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dan stafnya memusatkan perhatian pada
               urusan penghitungan jumlah kewajiban keuangan Freeport Indonesia yang mesti
               dibayarkan pada Timotius Kambu dari segi upah secara keseluruhan. Ini menandai
               mulainya kontestasi sengit terhadap metodologi dan lingkup penghitungan.

               Freeport Indonesia semula berupaya melawan desakan pemerintah untuk
               menerapkan kurun waktu perhitungan kewajiban tersebut dari April 2001 hingga
               September 2015. Tapi akhirnya Freeport sedikit mengalah. Kewajiban keuangan
               Freeport Indonesia semakin membengkak setelah dihitung ulang dari kurun waktu
               April 2001 sampai dengan September 2015. Pada gilirannya, perhitungan yang
               dikeluarkan oleh Freeport Indonesia menghasilkan angka sebesar Rp 1 miliar
               (AUD$100,000) saja. Dalam hal ini, Freeport Indonesia tidak mematuhi permintaan
               resmi pemerintah Indonesia untuk menguraikan secara terbuka metodologi
               penghitungannya. Walaupun langkahnya dapat ditafsirkan sebagai suatu strategi
               untuk mengecilkan besarnya kewajiban keuangan yang bersangkutan, keluarnya
               perhitungan ulang oleh Freeport Indonesia menandakan Freeport Indonesia
               mengakui Timotius Kambu adalah pegawai tetap mereka.

               Menurut mantan Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan A.
               Mudji Handaya, pada akhir 2015, pihak Kementerian Tenaga Kerja yang mewakili
               pemerintah Indonesia mengambil beberapa langkah untuk membela kepentingan
               Timotius Kambu. Yang pertama, melakukan penolakan terhadap perhitungan ulang
               Freeport Indonesia karena tidak sesuai Perjanjian Kerja Bersama PT Freeport
               Indonesia. Yang kedua, memastikan metodologi penghitungan berlandaskan atas
               Keputusan MA 2006, Fatwa MA 2013, Rekomendasi Ombudsman 2014, Keputusan
               P4D Jayapura serta hasil perhitungan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja 7
               Oktober 2015.

               Proses perhitungan ulang yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia menetapkan
               besarnya kewajiban keuangan Freeport pada Timotius menjadi Rp 12 miliar
               (AUD$1.2 juta). Setelah itu, Freeport Indonesia tidak mengajukan gugatan terkait
               dengan penghitungan Kementerian Tenaga Kerja ke Pengadilan Tata Usaha Negara
               Jakarta. Oleh karena Freeport Indonesia mengabaikan ketentuan-ketentuan
               ketenagakerjaan yang menyangkut upah, tunjangan keluarga, pensiun serta
               kewajiban keuangan lainnya terkait dengan kasus tersebut, maka proses
               penghitungan berjalan terus.

               Timotius Kambu menghitung kewajiban keuangan yang harus dibayarkan oleh
               Freeport Indonesia semakin membesar hingga mencapai sekitar Rp 240 miliar
               (AUD$24 juta). Ketidakpatuhan Freeport yang semakin parah mengakibatkan
               perselisihan perburuhan ini memasuki ranah peradilan pidana.

               Perselisihan Perburuhan sebagai Perkara Pidana yang Tak Kunjung Usai
               Kasus hukum Timotius Kambu melawan Freeport Indonesia benar-benar menyerupai
               kisah pertarungan antara David melawan Goliath. Analogi ini jauh lebih tepat lagi
               apabila sorotan khusus diberikan pada betapa beratnya beban yang ditanggung oleh



                                                       Page 13 of 144.
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19