Page 15 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JANUARI 2019
P. 15

pekerja ketika berhadapan dengan perusahaan besar tatkala timbul suatu
               perselisihan perburuhan dan betapa ketidakadilan diperparah oleh 'lingkungan
               politik bisnis yang korup'.

               Sebelum 2016, sehubungan dengan ketidakpatuhan Freeport Indonesia terhadap
               Keputusan P4D Jayapura, Keputusan MA Nomor 3 tahun 2006 dan Fatwa MA 2013
               yang mengikat dan final, pimpinan Freeport Indonesia tampaknya mengalami
               berbagai kesulitan dalam menghadapi proses penegakan hukum pidana dan politik
               Indonesia. Clementino Lamury (anggota Executive Committee) adalah pimpinan
               pertama Freeport yang dijadikan tersangka dalam perkara pencemaran nama baik
               yang dilaporkan di Polres Metro Jakarta Selatan.

               Anehnya, dia mendapat Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) yang
               ditandatangani oleh Kasat Reskrim Jayapura Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ridho
               Purba. Presiden Direktur Freeport Indonesia waktu itu Rozik Boedioro Soetjipto
               (mantan Menteri Pekerjaan Umum) menyusul dijadikan tersangka dalam kasus
               pidana khusus di bidang ketenagakerjaan (sesuai dengan Pasal 186 juncto Pasal 93
               ayat 2 huruf f Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 2003) tahun 2012 di Mabes
               Polri. Tanpa dikeluarkannya SP3, status Rozik tidak berubah sampai sekarang ini.

               Namun, pada dasarnya masalah-masalah yang dihadapi pimpinan Freeport
               Indonesia bisa 'menguap' begitu saja. Memang ada pengecualian dalam kasus
               perselisihan perburuhan tersebut, yaitu Sinta Sirait selaku Executive Vice President
               Freeport Indonesia ditegur secara resmi oleh Menteri Tenaga Kerja Muhaimin
               Iskandar dan terpaksa untuk mengundurkan diri dari jabatannya di Freeport
               Indonesia pada tanggal 1 Maret 2013.

               Perjuangan Timotius Kambu mendapat angin segar dengan diberlakukannya
               Peraturan MA (Perma) Nomor 13 tahun 2016 tentang tata cara penanganan tindak
               pidana oleh korporasi. Perma No. 13 2016 tersebut tidak hanya mempermudah
               penegak-penegak hukum dalam melakukan pemeriksaan dan penuntutan terhadap
               perusahaan-perusahaan korup sebagai subyek tindak pidana korupsi tapi
               menambahkan pula kepastian hukum demi kepentingan pekerja berkaitan dengan
               kasus korupsi upah dan pajak oleh korporasi sebagaimana diatur dalam Undang-
               Undang Ketenagakerjaan 2013. Akan tetapi karena kasus Timotius dan Freeport
               Indonesia muncul sebelum pendirian KPK dan tidak ada kaitannya dengan "kerugian
               negara" dan "korupsi politik", maka pimpinan KPK mengarahkan Timotius ke pihak
               kepolisian agar dia dapat melanjutkan kasusnya.

               Pada 25 Januari 2017 Timotius melaporkan pimpinan Freeport Indonesia termasuk
               presiden direkturnya ke Bareskrim Mabes Polri di Jakarta. Tuntutan pidananya
               adalah sebagai berikut: pimpinan Freeport diduga melakukan kejahatan korporasi
               dan penggelapan upah dan pajak Timotius Kambu (Pasal 372, KUHP). Pengunduran
               diri mendadak mantan Presiden Direktur Freeport Indonesia Chappy Hakim
               barangkali diakibatkan oleh tuntutan-tuntutan pidana dari Timotius dan juga
               anggota DPR Mukhtar Tompo.




                                                       Page 14 of 144.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20